Menristek/BRIN Apresiasi Pemprov DKI Dalam Penanggulangan Sampah
sinpo,
Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang PS Brodjonegoro melakukan kunjungan kerja meninjau fasilitas produksi milik PT Bio Konversi Indonesia (PT BKI), yang merupakan produsen dari pupuk hayati/organik cair Biokonversi dan Bionature, berlokasi di Desa Cikiwul, Kecamatan Bantar Gebang, Kota Bekasi, Jawa Barat, Rabu (03/03).
Menristek/Kepala BRIN menyampaikan salah satu topik utama dalam kegiatan pengembangan riset dan inovasi terkait pembangunan rendah karbon adalah *ekonomi sirkular*. Menurut Menteri Bambang sebagai seorang ekonom, kebanyakan akan selalu berpegangan kepada fungsi produksi, dimana begitu output didapat maka itu menjadi menjadi hasil akhir tanpa memperhatikan bahwa dari input ke output (proses produksi) pasti menghasilkan limbah yang tidak berguna dan hal tersebut tidak dihitung sebagai residu yang sebenarnya bisa dihitung sebagai input yang produktif.
PT Bio Konversi Indonesia (PT BKI) sendiri merupakan produsen pupuk organik hayati cair dengan merk dagang “Biokonversi” yang telah mengolah 150 ton sampah setiap harinya dan telah menyerap 150 tenaga kerja lokal. Formula dan teknologi produksi pupuk organik hayati cair PT BKI merupakan hasil riset dan pengembangan dari anak bangsa yang peduli akan kesejahteraan petani, masalah sampah di perkotaan dan kelestarian lingkungan. Melalui inovasi ini sampah organik perkotaan diubah menjadi pupuk organik ramah lingkungan dalam skala ekonomi yang cukup besar.
“Kita mendukung inovasi ini karena bagi saya ini adalah inovasi ekonomi sirkular, yang melahirkan alternatif kebutuhan pupuk di Indonesia, kita adalah negara yang perlu mengoptimalkan sektor pertaniannya. Di sisi lain berbicara konteks yang lebih besar yaitu harga, yang memungkinkan untuk mengurangi subsidi pupuk selama ini, meskipun harga berkurang bukan berarti kualitas juga berkurang jadi harus sama bahkan lebih baik,” ujar Menteri Bambang.
Selanjutnya, masih dalam kunjungan kerja di Bekasi Menristek/Kepala BRIN juga meninjau Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Merah Putih di Bantar Gebang yang merupkan pilot project hasil kerjasama Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) sejak MoU pada tahun 2017. Menteri Bambang mengatakan hadirnya PLTSa Merah Putih diharapkan dapat memecah permasalahan pengelolaan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantar Gebang, yang merupakan tempat pembuangan akhir untuk DKI Jakarta dan Kota Bekasi.
“Kami sangat mengapresiasi upaya Pemprov DKI Jakarta yang telah melakukan kerja sama dengan BPPT dalam menanggulangi tumpukan sampah yang ada di Bantar Gebang ini. Hal ini sesuai dengan konsep kita dalam mengatasi dan mitigasi perubahan iklim. Dimana pengolahan sampah menjadi energi listrik bisa dikategorikan sebagai *ekonomi sirkular*, yaitu proses produksi yang tidak pernah berhenti dan berupaya menghasilkan zero waste. Dimana dulu sampah hanya menjadi sampah saja atau waste to waste, maka sekarang juga dapat menjadi energi atau waste to energy,” jelas Menteri Bambang.
Menteri Bambang menambahkan, hal ini merupakan contoh baik dari sinergi _triple helix_ antara pemerintah, akademisi, dan industri dalam menghasilkan inovasi untuk menjawab masalah bangsa. Ke depan Kemenristek/BRIN dan BPPT berusaha untuk dapat membuat lebih banyak PLTSa di berbagai daerah di Indonesia untuk mengurangi masalah sampah yang ada. Menteri Bambang berharap semua pihak dapat bekerja sama untuk menanggulangi permasalahan sampah ini.
Cara kerja PLTSa adalah dengan membawa panas pada gas buang hasil pembakaran sampah yang kemudian digunakan untuk mengonversi air dalam boiler menjadi steam.Steam yang dihasilkan digunakan untuk memutar turbin yang selanjutnya akan menghasilkan energi listrik. Sebagian besar peralatan yang digunakan merupakan produksi dalam negeri. Dimana terdiri dari 4 (empat) peralatan utama yaitu bunker yang terbuat dari concrete dilengkapi dengan platform dan crane, ruang bakar yang dilengkapi boiler system reciprocating grate yang didesain dapat membakar sampah dengan suhu di atas 9500 °C sehingga meminimalisir munculnya gas buang yang mencemari lingkungan; sistem pengendali polusi, dan unit steam turbin pembangkit listrik.
Dengan kapasitas 100 ton sampah per hari PLTSa Bantar Gebang dapat menghasilkan energi listrik sebesar 731,1 kWh. Sejak Februari hingga Oktober 2020, PLTSa Bantar Gebang telah membakar sebanyak 8.190 ton sampah dan telah menghasilkan energi listrik sebanyak 583,95 MWh atau sekitar 110 kWh per ton sampah.

