Rilis Digital, "Jalan Buat Napas" Hadirkan Kisah Pelaku UMKM Dadakan Saat Pandemi

Laporan: Tisa
Rabu, 10 Februari 2021 | 17:59 WIB
Penulis muda Raiy Ichwana merilis karya berupa buku digital "Jalan Buat Napas" di awal tahun 2021 (Foto: Tangkapan layar Storial.co)
Penulis muda Raiy Ichwana merilis karya berupa buku digital "Jalan Buat Napas" di awal tahun 2021 (Foto: Tangkapan layar Storial.co)

sinpo, JAKARTA - Penulis muda Raiy Ichwana sebelumnya telah mengumumkan bakal merilis karya yang dikemas dalam format tak biasa pada tahun ini.

Penantian itu terjawab. Ia kembali melahirkan karya terbarunya yang berjudul "Jalan Buat Napas" yang dirilis pada Minggu (14/02/2021) mendatang. 

Karyanya kali ini, bukanlah novel sebagaimana dua karya yang telah diterbitkannya, yakni Senggang dan Gama yang merupakan bagian dari serial Semesta Senggang.

Buku terbaru Raiy, bergenre pengembangan diri dan ditulisnya berdasarkan kisah nyata. Mencoba formula perilisan buku yang sedang menjadi tren para penulis belakangan ini, ia akan menerbitkannya dalam format digital. 

"Buku ini berisi cerita yang terinspirasi dari kisah nyata, sehubungan kondisi yang kita alami di masa pandemi COVID-19. Bagaimana para pelaku UMKM dadakan membuat merek dibantu sosok kreatif di belakangnya," kata Raiy saat acara perilisan bukunya secara virtual, Selasa (09/02/2021).

Tak hanya dirilis dalam format digital, "Jalan Buat Napas" juga bakal menemui pembacanya dalam bentuk season alias musiman. 

Kumpulan cerita di dalam buku ini terbagi dalam 4 season. Masing-masing menceritakan kisah pelaku usaha dadakan dalam merangkai merek dagang dan jasanya, dengan motif yang berbeda-beda.

Kisahnya terbentuk bukan hanya berdasarkan riset medalam yang dilakukannya, melainkan juga keterlibatannya dalam membantu pelaku UMKM membuat merek dagangannya, serta berkolaborasi.

"Teaser bukunya, sudah dilepas di aplikasi Storial.co pada 6 Februari kemarin, bertepatan dengan hari pertama dibuka pre order," ucapnya.

Ia mengungkapkan, alasan "Jalan Buat Napas" dirilis dalam format bersambung bukan sekadar ikut-ikutan. Menurutnya, cerita di dalamnya sangat pas dinikmati dalam bentuk per episode.

"Kita kayak baca cerita mini seri atau sinetron kali ya. Jadi, ada drama-dramanya, cerita haru, tapi ini based on non fiction. Kayak nonton serial streaming, tapi ini bentuknya e-book," tuturnya.

Selain itu, menurutnya perilisan karyanya secara digital ini sebagai bagian dari adaptasi dalam berkarya di masa pandemi.

Buku ini, kata Raiy, merupakan karya tercepat yang ditulisnya dibandingkan dua novel sebelumnya, Senggang dan Gama.

Dua novel tersebut, kata dia, memakan waktu penulisan lebih dari setahun, termasuk untuk proses risetnya.

"Ini buku yang selesainya paling cepat. Risetnya mulai Juni, ditulis Agustus, Januari beres diedit dan Februari terbit versi digital. Kalau ditanya, kok bisa cepat? Mungkin karena semangat di masa pandemi ya," ungkapnya.

Adapun untuk bisa menikmati karya terbaru Raiy, pembaca harus menjadi pelanggan akses premier yang harus menggunakan kode khusus untuk membacanya.

Masa pra pesan dibuka tanggal 6 hingga 12 Februari melalui beragam kanal pembelian. Pembeli bisa membeli akses khsusunya lewat Tokopedia, atau pemesanan di Instagram @semestasenggangofficial.

"Harga paket bundling buku digital ini Rp 60.000. Kenapa harus ikutan, soalnya banyak benefit yang tidak didapatkan pembeli non pre order. Cerita season 1-nya bisa dibaca mulai 14 Februari," ungkap Raiy.

Sementara itu, para narasumber yang menjadi tokoh di dalam ceritanya mengungkapkan terharu karena menjadi bagian dari jalinan kisahnya.

Rizaldy, penjual keripik camilan Rauk mengaku sebuah kebanggaan bisa berbagi cerita lewat buku "Jalan Buat Napas" bersama para pelaku UMKM dan start up dadakan lainnya. 

"Senang banget bisa terlibat di dalamnya karena dapat berbagi kisah dalam bentuk karya tulis. Setelah pandemi, saya ingin terus mengembangkan dan memperluas bisnis lebih optimal," kata mahasiswa yang akrab disapa Rizal ini.

Sementara itu, pelaku UMKM dadakan lainnya, Yohannes Bonsai bersedia menjadi salah satu narasumber "Jalan Buat Napas" karena dirinya terlibat kolaborasi untuk produk clothing-nya yang bermerek Nunbraan.

"Begitu katanya mau jadi buku juga, saya diwawancara kayak aneh, bingung tapi senang juga rasanya. Bukan siapa-siapa, tapi bisa masuk buku karya penulis se-"gila" Bang Raiy," imbuhnya.

Mengenai buku "Jalan Buat Napas" yang menyoroti proses kreatif merangkai merek, ia menilai karya Raiy ini menarik dan layak menjadi referensi ilmu populer bagi anak muda seusianya. sinpo

Komentar: