Demokrat Berjanji akan Terus Kritik Pemerintah

Kritik

Oleh: ria
Jumat, 29 Januari 2021 | 15:36 WIB
Pengurus Koordinatoriat Wartawan Parlemen (KWP) saat audiensi dengan Ketua Fraksi Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) dan jajarannya di Gedung DPR RI, Senayan Jakarta, Jumat (29/1).
Pengurus Koordinatoriat Wartawan Parlemen (KWP) saat audiensi dengan Ketua Fraksi Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) dan jajarannya di Gedung DPR RI, Senayan Jakarta, Jumat (29/1).

sinpo, JAKARTA, Ketua Fraksi Partai Demokrat (FPD) DPR RI Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) menegaskan jika selama sepuluh tahun terakhir ini Demokrat berada di luar pemerintahan. Untuk itu, FPD akan selalu mengkritisi kebijakan dan program pemerintah secara konstruktif, profesional, proporsional, dan solutif.

“Kritik Demokrat selama ini tak sekadar kritik, tapi profesional, proporsional, konstruktif dan solutif. Dengan begitu, maka akan ada balances dalam berdemokrasi, dan Demokrat selalu mendengar aspirasi rakyat, wartawan, dan berkoaliasi dengan rakyat,” demikian Ibas, Jumat (29/1/2021).

Hal itu disampaikan Ibas saat audensi dengan pengurus Koordinatoriat Wartawan Parlemen (KWP) yang dipimpin oleh Marlen Erikson Sitompul dan Ariawan. Hadir Sekretaris FPD Marwan Cik Asan, Zulfikar, Rizki Aulia Rahman Natakusumah, Bendahara FPD Lasmi Indaryani, Wakil Bendahara H. Irwan, Bramantyo, dan lain-lain.

Lebih lanjut Ibas mengatakan, kritik-kritik tersebut antara lain terkait dengan Perppu No. 1 tahun 2020 (kebijakan keuangan), Perppu No.2 tahun 2020 (Pilkada), menolak RUU Omnibuslaw, Maklumat Kapolri yang tak sejalan dengan demokrasi dan lain-lain . “Persetujuan itu agar pemulihan ekonomi dan covid-19 cepat selesai sesuai dengan harapan rakyat. Sedangkan kritik penolakan agar ada harmoni dan penyempurnaan dalam berdemokrasi,” ujarnya.

Juga terkait dengan hukum, menurut Ibas, jangan sampai hukum tumpul ke atas hanya tajam ke bawah. “Ke depan Demokrat akan mengkritisi RUU Pemilu, anggaran yang harus peduli dan berbagai untuk rakyat terutama saat banyak bencana alam akhir-akhir ini. Semua itu agar Demokrat tak disebut sebagai partai netto atau nato (no action talk only),” tambahnya.

Untuk itulah kata Ibas, pentingnya Demokrat membangun dan mengembangkan komunikasi publik khususnya dengan media, pers, dan rakyat. “Kalau media memberitakan buruk, Demokrat akan buruk di mata rakyat, dan sebaliknya. Kita yakin demokrasi akan berkembang lebih baik ke depan, santun, dan mencerdaskan. Kita ingin pers terus maju dan adil dalam pemberitaan, sehingga pers tidak ditinggalkan oleh rakyat,” pungkasnya.sinpo

Komentar: