Presiden Jokowi Serukan Langkah Global Tangani Perubahan Iklim

Laporan: Tisa
Selasa, 26 Januari 2021 | 10:51 WIB
Presiden Jokowi memberikan sambutan virtual dalam Konferensi Tingkat Tinggi Climate Adaptation Summit (KTT CAS) 2021 (Foto: Biro Pers Setpres)
Presiden Jokowi memberikan sambutan virtual dalam Konferensi Tingkat Tinggi Climate Adaptation Summit (KTT CAS) 2021 (Foto: Biro Pers Setpres)

sinpo, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyerukan sejumlah langkah luar biasa bagi upaya penanganan global, mengenai dampak perubahan iklim di tengah pandemi COVID-19.

Menurutnya, dampak besar dari perubahan iklim, saat ini sudah terasa sangat nyata.

Hal tersebut disampaikan Presiden secara virtual dalam Konferensi Tingkat Tinggi Climate Adaptation Summit (KTT CAS) 2021, Senin (25/01/2021).

“Dampak iklim sangat nyata di hadapan kita. Apalagi untuk negara-negara kepulauan seperti Indonesia,” ujarnya.

Perubahan siklus iklim yang terjadi kini, kata Presiden, membuat para petani dan nelayan di Indonesia harus beradaptasi.

“Meningkatnya permukaan laut, juga mengharuskan penduduk pesisir dan pulau kecil berjuang untuk dapat bertahan,” ungkap Kepala Negara.

Sementara itu, pandemi COVID-19 yang melanda setidaknya 215 negara di dunia, termasuk Indonesia, membuat tantangan tersebut menjadi semakin kompleks dan berat. 

“Oleh sebab itu, kita harus mengambil langkah luar biasa,” kata Jokowi, menambahkan.

Langkah luar biasa yang pertama harus dilakukan, lanjutnya, ialah memastikan semua negara memenuhi kontribusi nasional bagi penanganan perubahan iklim (Nationally Determined Contribution/NDC).

“Indonesia telah memutakhirkan NDC untuk meningkatkan ketahanan dan kapasitas adaptasi,” imbuhnya.

Kedua, Presiden menuturkan bahwa seluruh potensi masyarakat harus dapat digerakkan secara bersama-sama di tengah situasi ini.

Hal ini, dalam rangka menumbuhkan kesadaran dalam menangani dan melakukan aksi terkait dampak perubahan iklim yang niscaya terjadi di masa mendatang.

“Indonesia melibatkan masyarakat untuk mengendalikan perubahan iklim melalui program Kampung Iklim yang mencakup 20 ribu desa di tahun 2024,” ucapnya.

Ketiga, Jokowi juga menyerukan penguatan kemitraan global. Indonesia sendiri memprioritaskan kerja sama peningkatan kapasitas dalam menghadapi perubahan iklim bagi negara-negara di kawasan Pasifik.

“Tentunya negara maju harus memenuhi komitmennya,” ujar mantan Gubernur DKI Jakarta ini.

Adapun langkah keempat, Indonesia mengajak seluruh negara untuk terus melanjutkan pembangunan hijau guna menjadikan dunia yang lebih baik. 

Presiden sangat mengharapkan agar KTT CAS Tahun 2021 ini dapat berdampak pada peningkatan aksi iklim dunia melalui solidaritas, kolaborasi, dan kepemimpinan kolektif global.

“Serta mengawal detail pelaksanaannya di masing-masing negara,” pungkas Presiden RI.

Untuk diketahui, KTT CAS merupakan konferensi tingkat tinggi global untuk mempercepat dan meningkatkan upaya global dalam adaptasi masyarakat dan ekonomi, terhadap dampak perubahan iklim di masa mendatang. 

Tahun ini, KTT CAS digelar secara daring di mana Belanda bertindak menjadi tuan rumah dan didukung oleh 22 negara termasuk Indonesia.

Hadir dalam KTT kali ini di antaranya Sekretaris Jenderal PBB António Guterres dan Co-Chair Global Commission on Adaptation Ban Ki-moon.

Turut hadir pula pemimpin sejumlah institusi perekonomian dan pembangunan internasional, dan para peserta pertemuan yang terdiri atas 22 kepala negara atau pemerintahan. sinpo

Komentar: