Terima Perintah Presiden, Kepala BKKBN Targetkan Ini untuk Penurunan Stunting

Laporan: Tisa
Senin, 25 Januari 2021 | 16:23 WIB
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo memberikan keterangan pers di Kantor Presiden, Jakarta Pusat (Foto: Biro Pers Setpres)
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo memberikan keterangan pers di Kantor Presiden, Jakarta Pusat (Foto: Biro Pers Setpres)

sinpo, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengungkapkan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan penurunan angka stunting atau kondisi gagal pertumbuhan pada anak, hingga mencapai kisaran 14 persen pada tahun 2024.

“Bapak Presiden telah memberikan arahan kepada kami bahwa sampai tahun 2024 nanti angka stunting di Indonesia ditargetkan akan turun mendekati angka 14 persen,” ujar  Muhadjir Effendy di Kantor Presiden, Jakarta Pusat, Senin (25/01/2021).

Dalam upaya tersebut, Presiden telah menunjuk BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional) sebagai ketua pelaksana untuk percepatan penurunan stunting.

Menanggapi hal itu, Kepala BKKBN Hasto Wardoyo dalam keterangan persnya bersama Menko PMK, menyampaikan bahwa pihaknya akan menyiapkan struktur dan program kerja untuk menjalankan perintah Presiden tersebut.

“Saya sebagai Kepala BKKBN tentu menerima amanat ini dan tentu dengan niat dan tekad yang kuat," kata Hasto. 

Ia mengakui, tugas ini tidak ringan bagi pihaknya. BKKBN, kata dia, harus menyiapkan struktur di BKKBN dan juga program kerja di BKKBN.

Diungkapkan Hasto, dalam Rapat Terbatas, Presiden menginstruksikan BKKBN untuk membenahi manajemen program penurunan stunting yang ada.

Adapun untuk anggaran, hingga pemetaan untuk program ini menurutnya sudah jelas. Ia mengungkapkan, sejauh ini hal yang belum begitu optimal adalah manajemennya. 

"Arahan Bapak Presiden pada kami, tentunya harus meningkatkan kualitas manajemen ini. Oleh karena itu, perencanaan untuk penurunan stunting ini harus kami lakukan dengan baik,” ujarnya.

Lebih lanjut, Hasto mengatakan, upaya pencapaian target 14 persen tersebut merupakan tantangan yang besar, mengingat selama lima tahun terakhir penurunan angka stunting di Indonesia masih berada di angka 1,6 persen per tahun.

“Target dari Bapak Presiden seperti disampaikan Pak Menko 14 persen, maka kami harus menaikkan percepatan itu menjadi 2,7 persen per tahun,” ujarnya.

Hasto mengatakan, dengan prevalensi stunting sebesar 27,6 persen di tahun 2019, maka dengan perkiraan 20 juta bayi akan lahir dalam empat tahun ke depan, maka diperkirakan sekitar 7,2 juta dari mereka akan mengalami hal ini.

Dalam rangka mencapai target prevalensi stunting 14 persen, imbuhnya, jumlah tersebut harus ditekan hingga mencapai sekitar 3,4 juta anak.

“Itu tugas yang saya sampaikan cukup menantang, sehingga kami harus memetakan itu dan setiap tahun tidak boleh ada stunting baru sebanyak 680 ribu. Harus di bawah itu, tanpa di bawah itu, maka capaian 14 persen itu akan sulit,” pungkasnya. 

BERITALAINNYA
BERITATERKINI