Pandemi, Pergerakan Penduduk Antarpulau Lambat

Laporan: Tisa
Minggu, 24 Januari 2021 | 16:00 WIB
Kepala Badan Pusat Statistik Suhariyanto (Foto: Ist.)
Kepala Badan Pusat Statistik Suhariyanto (Foto: Ist.)

sinpo, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) bersama Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) merilis data Sensus Penduduk 2020 (SP2020) dan data Administrasi Kependudukan (Adminduk) 2020, baru-baru ini.

Kepala BPS Suhariyanto menyampaikan, berdasarkan hasil SP2020, jumlah penduduk di Indonesia pada bulan September 2020 adalah sebesar 270,2 juta jiwa atau bertambah 32,56 juta jiwa dibandingkan SP2010.

Hasil SP2020 menunjukkan, dengan luas daratan Indonesia sebesar 1,9 juta kilometer persegi, maka kepadatan penduduk Indonesia pada tahun 2020 adalah sebanyak 141 jiwa per kilometer persegi.

Berdasarkan data BPS, selama 2010-2020 rata-rata laju pertumbuhan penduduk Indonesia sebesar 1,25 persen per tahun, yang dipengaruhi oleh faktor kelahiran, kematian, dan juga migrasi.

“Laju pertumbuhan penduduk Indonesia dari periode ke periode memiliki kecenderungan menurun, salah satu penyebabnya adalah kebijakan pemerintah untuk menekan laju pertumbuhan penduduk lewat program Keluarga Berencana yang diluncurkan sejak tahun 1980,” ujar Suhariyanto.

Berdasarkan sebaran per pulau, hasil SP2020 menunjukkan bahwa penduduk Indonesia masih terkonsentrasi di Pulau Jawa.

Dengan luas sekitar 7 persen dari total wilayah Indonesia, Pulau Jawa dihuni oleh 151,6 juta jiwa atau 56,10 persen penduduk Indonesia, diikuti Sumatra (21,68 persen), Sulawesi (7,36 persen), Kalimantan (6,15 persen), Bali-Nusa Tenggara (5,54 persen), dan Maluku-Papua (3,17 persen).

Lebih jauh diungkapkan Kepala BPS, meskipun berjalan sangat lambat, hasil SP2020 menunjukkan adanya pergeseran penduduk antarpulau.

“Misalnya, di tahun 2000, persentase penduduk yang tinggal di Jawa adalah 59,1 persen, kemudian turun di tahun 2010 menjadi 57,5 persen dan di tahun 2020 menjadi 56,10 persen," jelasnya.

Sebaliknya, penduduk di Kalimantan persentasenya mengalami peningkatan dari 5,5 persen di tahun 2000 menjadi 6,15 persen di tahun 2020.

Sementara, berdasarkan jenis kelamin, jumlah penduduk berjenis kelamin laki-laki adalah sebesar 136,66 juta jiwa atau 50,58 persen dan penduduk perempuan sebesar 133,54 juta jiwa atau 49,42 persen. 

Jika dibandingkan dengan sensus-sensus penduduk sebelumnya, rasio jenis kelamin penduduk Indonesia cenderung meningkat dari waktu ke waktu.

“Pada tahun 2020 rasio jenis kelamin penduduk Indonesia adalah sebesar 102, artinya terdapat 102 laki-laki untuk setiap 100 perempuan," jelas Kepala BPS.

Angka rasio jenis kelamin yang lebih besar dari 100, lanjutnya, menggambarkan bahwa jumlah penduduk laki-laki lebih banyak daripada jumlah penduduk perempuan.

Suhariyanto menambahkan, hanya ada dua provinsi di Indonesia yang jumlah penduduk perempuannya melebihi jumlah penduduk berjenis kelamin laki-laki, yaitu DI Yogyakarta dengan rasio 98 dan Sulawesi Selatan dengan rasio 99.

Selanjutnya, berdasarkan kelompok usia, hasil SP2020 menunjukkan, mayoritas penduduk Indonesia berada pada kelompok usia produktif (15-64 tahun) dengan persentase 70,72 persen.

Sementara kelompok usia 65 tahun ke atas berjumlah 5,95 persen dan kelompok usia muda (0-14 tahun) sebesar 23,33 persen. 

Kepala BPS mengatakan, Indonesia masih dalam masa bonus demografi yang diperkirakan akan mencapai puncaknya pada tahun ini.

“Pada tahun 2020 kita bisa melihat bahwa kelompok usia muda terus mengalami penurunan karena adanya penurunan kelahiran, sebaliknya kelompok usia produktif meningkat dari waktu ke waktu dari 53,39 persen di tahun ’71 menjadi 70,72 di tahun 2020,” ujarnya.

Suhariyanto menambahkan, proporsi penduduk berusia di atas 65 tahun juga mengalami peningkatan dari waktu ke waktu, dari 2,49 persen di tahun 1971 menjadi 5,95 persen di tahun 2020.

Peningkatan persentase penduduk berusia lanjut ini dapat diinterpretasikan sebagai hasil perbaikan kesehatan masyarakat.

"Peningkatan gizi, dan perbaikan pola hidup yang selama ini dilaksanakan secara baik, baik oleh Pemerintah maupun swasta,” terangnya. sinpo

Komentar: