Satgas: Tetap Siaga Bencana dan Penularan COVID-19 di Pengungsian Bencana
sinpo, JAKARTA - Satgas Penanganan COVID-19 kembali mengingatkan pentingnya rencana kesiapsiagaan ancaman bencana dalam masa pandemi virus korona.
Pasalnya, hal ini penting untuk mengurangi dampak dari bencana alam bagi masyarakat setempat, serta mencegah penularan COVID-19 saat proses evakuasi dan di lokasi-lokasi pengungsian.
Diketahui, mengawali tahun 2021, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat pada rentang 1 hingga 18 Januari total ada 154 bencana alam.
Bencana alam tersebut berupa banjir, angin ribut dan longsor. Dengan korban jiwa sebanyak 140 orang dan 776 orang korban luka-luka.
"Keadaan yang berdesakan bisa menyebabkan tempat tesebut menjadi pusat infeksi virus korona," kata Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito di Gedung BNPB, Jakarta, Selasa (19/1/2021).
Ancaman ini, lanjutnya, menjadi beban ganda yang umumnya di pengungsian akan meningkat kemunculan penyakit-penyakit lain, seperti gangguan pencernaan, diare maupun stress.
Satgas, kata dia, juga telah berupaya responsif dengan melaksanakan swab antigen massal pada daerah-daerah terdampak bencana.
Salah satunya bencana gempa yang mengguncang Majene, Sulawesi Barat. Dan pengungsi yang reaktif akan dirujuk ke dinas kesehatan setempat untuk penangananl lebih lanjut.
"Namun, perlu diingat, manajemen bencana akan lebih sempurna dengan adanya keterlibatan masyarakat dan pemerintah daerah untuk gotong royong melalui rencana kesiapsiagaan di masa pandemi," sarannya.
Rencana kesiapsiagaan ancaman bencana saat pandemi COVID-19 itu seperti, melakukan evaluasi rumah sakit yang menangani pasien yang terdampak bencana alam.
"Jika terdampak, pihak rumah sakit agar mempertimbangkan merujuk pasien COVID-19 ke rumah sakit rujukan lain tedekat," ucapnya.
Lalu, perlu ditinjau kembali kapasitas Tempat Evakuasi Sementara (TES) dan Tempat Evakuasi Akhir (TEA) agar masyarakat bisa menerapkan jaga jarak.
"Serta perlu dilakukan disinfeksi secara rutin sebelum terjadinya bencana," imbuh Guru Besar Universitas Indonesia ini.
Untuk lokasi pengungsian, menurutnya juga perlu disiapkan dengan baik, dengan memastikan ketersediaan sarana kebersihan.
"Seperti air bersih, peralatan cuci tangan, sabun dan hand sanitizer," pungkas Wiku.

