Siap-Siap Vaksinasi, RI Sudah Pesan 300 Juta Lebih Dosis Vaksin COVID-19

Laporan: Tisa
Rabu, 06 Januari 2021 | 13:07 WIB
Presiden Joko Widodo (Foto: Biro Pers Setpres)
Presiden Joko Widodo (Foto: Biro Pers Setpres)

sinpo, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan, Indonesia telah melakukan pemesanan atau firm order sebanyak 329,5 juta dosis vaksin COVID-19 untuk pelaksanaan program vaksinasi kepada masyarakat.

Hal tersebut diungkapkannya dalam Rapat Terbatas mengenai Penanganan Pandemi COVID-19 dan Rencana Pelaksanaan Vaksinasi di Istana Negara, Jakarta Pusat, Rabu (06/01/2021).

Adapun rapat yang berlangsung pagi tadi, juga diikuti secara virtual oleh para gubernur di seluruh Indonesia.

Secara rinci, Jokowi mengatakan vaksin yang dipesan tersebut adalah 3 juta dosis yang sudah tiba di Indonesia, ditambah 122,5 juta dosis lagi dari Sinovac.

Selain itu, ada juga vaksin dari Novavax sebanyak itu 50 juta dosis, dari COVAX/Gavi sejumlah 54 juta dosis, dari AstraZeneca 50 juta dosis, dan dari Pfizer sejumlah 50 juta dosis vaksin.

“Artinya, jumlah totalnya yang sudah firm order itu 329,5 juta, hanya pengaturannya nanti akan dilakukan oleh Menteri Kesehatan,” ujar Presiden.

Lebih lanjut diungkapkan Kepala Negara, pemerintah akan memulai program vaksinasi pada pekan depan. 

Terkait hal tersebut juga, pemerintah telah melakukan distribusi vaksin ke daerah-daerah sejak beberapa hari yang lalu.

“Itu baru tahapan pertama. Target kita nantinya untuk bulan Januari itu 5,8 juta vaksin harus masuk ke daerah," kata mantan Gubernur DKI Jakarta ini.

Ia menargetkan, pada bulan Februari mendatang, 10,45 juta vaksin harus didistribusikan lagi ke berbagai daerah di Indonesia. 

"Kemudian bulan Maret ada 13,3 juta vaksin juga harus terdistribusi dan bisa dilaksanakan vaksinasinya oleh daerah-daerah,” ungkap Kepala nEGARA

Oleh sebab itu, Presiden meminta para kepala daerah untuk melakukan pengecekan dan mengontrol persiapan pelaksanaan vaksinasi tersebut.

Kepala Negara juga kembali mengingatkan pentingnya penerapan protokol kesehatan 3M (memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan) dalam menghadapi pandemi ini.

Ia mengungkapkan bahwa, hasil survei sejumlah lembaga mengindikasikan adanya penurunan motivasi untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan.

“Oleh sebab itu, saya minta kepada para Gubernur agar mengencarkan kembali masalah yang berkaitan dengan kedisiplinan protokol kesehatan, disiplin terhadap protokol kesehatan,” tegasnya.

Pada kesempatan ini, Presiden juga menyampaikan keberhasilan dalam menangani penanganan pandemi COVID-19 akan menjadi penentu untuk pulih dan bangkit kembali.

Maka, Jokowi menegaskan strategi pemerintah dalam menangani pandemi ini tetap sama, yaitu mencakup penanganan kesehatan, program perlindungan sosial, dan program pemulihan ekonomi.

“Bagi pemulihan ekonomi kuncinya adalah bagaimana kita bisa berusaha keras, bekerja keras, dalam rangka bisa menghentikan dan mengendalikan COVID-19,” pungkasnya. 

Sementara itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin yang memberikan keterangan bersama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Kepala BNPB Doni Monardo selepas rapat terbatas tersebut, mengharapkan dukungan dari masyarakat terhadap upaya penanganan pandemi. 

Ia mengungkapkan, hingga kini sudah lebih dari 500 tenaga kesehatan di Indonesia yang gugur oleh karena melawan COVID-19. 

Oleh sebab itu, menurutnya dukungan masyarakat dapat diberikan untuk aktif melawan virus mematikan yang hingga kini masih mewabah di negeri ni.

Salah satunya, kata dia, dilakikan dengan mengurangi mobilitas selama dua minggu yang akan dimulai pada tanggal 11 Januari mendatang.

"Ini untuk menjaga, melindungi, dan mengawal rekan-rekan tenaga kesehatan kita," pungkas mantan Wakil Menteri BUMN ini. 

BERITALAINNYA
BERITATERKINI