Polisi Klaim Afiliasi Pelaku Teror Cicendo, DPR : Jangan Buru-buru lah..
JAKARTA, sinpo.id- Keberhasilan aparat kepolisian dalam melumpuhkan pelaku teror bom panci low explosive di Cicendo, Bandung, Jawa Barat, patut diapresiasi.
Namun, Wakil Ketua Komisi I DPR RI Tubagus Hasanuddin, mengungkapkan alangkah baiknya polisi tak terburu-buru dalam menyimpulkan afiliasi pelaku teror tersebut.
"Harusnya ada investigasi yang mendalam terhadap si pelaku. Karena bisa jadi aktivitas si pelaku tidak hanya di JAT (Jamaah Ansharut Tauhid) saja," ungkapnya kepada wartawan, Jakarta, Senin (27/2).
Sebab, menurut Politisi dari PDI Perjuangan itu, modus operandi yang dilakukan pelaku teror sekarang ini kerap berpindah organisasi agar tak mudah teridentifikasi.
"Para pelaku teror sekarang ini menyebar ke beberapa organisasi untuk melakukan perlawanan agar gerakan mereka ini tersamar. Bila ada kesempatan, mereka langsung beraksi," ujar Hasanuddin.
Purnawirawan Jenderal Bintang Dua TNI ini menjelaskan, meski?pelaku teror berpindah organisasi, namun ideologi kelompoknya tetap sama dan ingin merubah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) menjadi negara khilafah.
Ia?mengingatkan agar aparat intelijen dan kepolisian jangan hanya fokus pada organisasi yang sudah muncul di permukaan saja, seperti, Jamaah Islamiah dan Jamaah Ansharut Tauhid tersebut.
"Jangan hanya menelusuri kelompok yang sudah ada di permukaan saja, karena bisa jadi si pelaku tengah mengecoh aparat," kata Anggota DPR dari Dapil Jawa Barat IX itu.
Hasanuddin menambahkan, aksi teror itu bisa dihentikan bila aparat menelusuri sel-sel yang masih aktif melalui informasi pelaku teror yang berhasil ditangkap hidup-hidup.
"Sel-sel ini bisa disapu bersih melalui pengakuan si pelaku teror saat diinterograsi," ungkapnya tegas.
Aparat kepolisian melumpuhkan pelaku teror bom panci di Kelurahan Arjuna, Kecamatan Cicendo, Bandung, Jawa Barat. Pelaku sempat bersembunyi di kantor kelurahan Arjuna.
Saat dikepung polisi, pelaku sempat membakar sebuah ruangan di lantai dua kelurahan. Ledakan dan letusan beberapa kali terjadi. Akhirnya oleh polisi pelaku dilumpuhkan karena terus melawan.
Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jawa Barat, Irjen Pol Anton Charliyan, mengatakan jika melihat pola beraksi dan jenis bahan peledak yang digunakan, diketahui pelaku merupakan jaringan lama.
"Pelaku jaringan lama, dari JAT (Jamaah Ansharut Tauhid)," tuturnya. (dny/art)

