Jokowi Tegaskan Vaksin COVID-19 Harus Jadi Perhatian Negara G20

Laporan: Tisa
Minggu, 22 November 2020 | 10:04 WIB
Presiden Jokowi menghadiri KTT G20 virtual dari Istana Bogor, Jawa Barat (Foto: Biro Pers Setpres)
Presiden Jokowi menghadiri KTT G20 virtual dari Istana Bogor, Jawa Barat (Foto: Biro Pers Setpres)

sinpo, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengemukakan bahwa saat ini, terdapat dua hal yang perlu menjadi fokus perhatian negara-negara G20 di tengah situasi pandemi COVID-19. 

Kepala Negara mengatakan, pentingnya pendanaan bagi pemulihan kesehatan melalui vaksinasi kepada seluruh warga dunia. 

"Dunia tidak akan sehat kecuali semua negara sudah sehat. Vaksin adalah salah satu amunisinya," ujarnya dalam pidato Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang dihadiri secara virtual dari Istana Bogor, Jawa Barat, Sabtu (21/11/2020).

Pada pertemuan sesi pertama KTT G20 yang bertemakan "Mengatasi Pandemi serta Memulihkan Pertumbuhan Ekonomi dan Pekerjaan" ini, Kepala Negara turut menegaskan, akses terhadap vaksin COVID-19 harus tersedia bagi semua negara tanpa terkecuali. 

Komitmen politik negara-negara G20, kata Presiden, sangat dibutuhkan untuk memobilisasi pendanaan global bagi pemulihan kesehatan. Kedua, Presiden memandang perlunya dukungan untuk pemulihan ekonomi dunia. 

Terkait hal tersebut, Jokowi mengatakan Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai Perdagangan dan Pembangunan (UNCTAD) telah meminta dukungan dana sebesar US$2,5 triliun agar negara berkembang mampu keluar dari keterpurukan ekonomi dengan memperlebar ruang fiskalnya.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini menuturkan, pemulihan ekonomi dunia tersebut memerlukan perhatian negara-negara G20. Salah satunya, soal bantuan restrukturisasi utang untuk negara berpendapatan rendah.

"Restrukturisasi utang ini harus dibarengi dengan ditingkatkannya manajemen utang (sound debt management) termasuk transparansi data dan dijaganya keberlanjutan fiskal," kata Presiden.

Selain itu, dukungan yang luar biasa bagi kebijakan fiskal, moneter, dan sektor keuangan menjadi sangat penting untuk terus diberikan bagi negara-negara berkembang. 

Jokowi mengungkapkan, apabila dukungan tersebut dikurangi secara terburu-buru, maka pemulihan ekonomi dunia dikhawatirkan akan berjalan dalam waktu yang lama.

"Keleluasaan fiskal negara berkembang dibutuhkan untuk membiayai social safety net, mendongkrak konsumsi domestik, serta menggerakkan ekonomi kecil dan menengah," imbuhnya.

Sebagai informasi, pada bulan lalu, Sekretaris Jenderal PBB juga telah menyerukan perlunya solidaritas yang lebih kuat bagi negara berkembang di masa sulit akibat pandemi COVID-19 saat ini. 

Tanpa bantuan negara-negara G20, negara berkembang dan terbelakang tidak mudah untuk dapat pulih dari keterpurukan ekonomi yang diakibatkan oleh pandemi virus Corona yang menyelimuti dunia.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI