Satgas COVID-19 Akui Sudah Koordinasi Kemendukbud Soal Rencana Pembukaan Kembali Sekolah

Laporan: Tisa
Jumat, 20 November 2020 | 09:59 WIB
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito (Foto: Tim Komunikasi Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional)
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito (Foto: Tim Komunikasi Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional)

sinpo, JAKARTA - Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito memastikan, pihaknya  terus melakukan koordinasi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terkait kemungkinan diadakannya kembali Pembelajaran Tatap Muka pada satuan pendidikan.

Hal ini menyusul adanya desakan orang tua di berbagai daerah yang menginginkan agar sekolah kembali dibuka, menyusul kembali dibukanya berbagai tempat hiburan hingga bioskop di masa panddemi COVID-19. 

"Satgas selalu berkoordinasi dengan Kemendikbud beserta kementerian dan lembaga lainnya, terkait panduan penyelenggaraan tahun ajaran dan tahun akademik 2020/2021 di masa pandemi COVID-19," kata Wiku dalam siaran di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (19/10/2020).

Ia menambahkan, dalam berkoordinasi dengan Kemendikbud, hal utama yang menjadi pertimbangan ialah perkembangan dan penanganan kasus positif setiap daerah. 

Oleh sebab itu, lanjut dia, Satgas meminta kepada pemerintah daerah untuk mengikuti arahan dan keputusan yang ditetapkan Kemendikbud terkait Pembelajaran Tatap Muka. 

"Kami ingatkan sekali lagi, prinsip pembukaan pada masa pandemi, yaitu harus ada prakondisi, timing, prioritas, koordinasi pemerintah pusat dan pemerintah daerah serta monitoring evaluasi guna menjaga keamanan masyarakat," tegasnya.

Sebagaimana diberitakan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengatakan, pembukaan kembali sekolah akan dilakukan secara bertahap.

Rencananya, Sekolah menengah atas (SMA) dan menengah pertama (SMP) akan dibuka lebih dulu, kemudian diikuti sekolah dasar dan pendidikan anak usia dini (PAUD).

Sekolah yang diperkenankan untuk kembali melaksanakan pembelajaran tatap muka, hanya yang berada di kawasan zona hijau.  

Sementara itu, alasan SMA dan SMP yang diperkenankan untuk kembali belajar di sekolah, karena siswa-siswinya dianggap dapat lebih memahami protokol kesehatan. 

Namun, dirinya mengharapkan kepala sekolah yang akan membuka kegiatan belajar dan mengajar bisa berpikir proaktif dalam mengutamakan kesehatan, keamanan dan keselamatan peserta didiknya.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI