Menhub Prediksi Penumpang Kereta Api Capai 3,94 Juta Orang saat Natal dan Tahun Baru

Laporan: Tio Pirnando
Jumat, 19 Desember 2025 | 14:17 WIB
Menteri Perhubungan RI Dudy Purwagandhi. (SinPo.id/dok. Kemenhub)
Menteri Perhubungan RI Dudy Purwagandhi. (SinPo.id/dok. Kemenhub)

SinPo.id - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memprediksi, sebanyak 3,94 juta orang atau 3,29 persen, akan menggunakan kereta api jarak jauh pada periode Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru). Karenanya, manajemen keselamatan di sektor perkeretaapian harus ditingkatkan. 
 
"Dengan kondisi seperti ini, saya ingin menegaskan agar manajemen keselamatan perekeretaapian harus ditingkatkan dan dijalankan secara disiplin serta terukur," kata Menhub Dudy Purwagandhi di Jakarta, Jumat, 19 Desember 2025. 
 
Menurut Dudy, masa angkutan Nataru merupakan salah satu periode paling krusial dalam penyelenggaraan transportasi nasional, salah satunya pada sektor perkeretaapian. Beban layanan perkeretaapian pada masa Nataru tak hanya tinggi, tetapi juga berlangsung lebih panjang.

Untuk itu, manajemen keselamatan  perekeretaapian, harus mengimplementasikan beberapa hal, seperti  penyiagaan personel yang memadai dan profesional, pemantauan intensif prasarana jalan rel, serta kesiapan peralatan dan sarana penanganan gangguan. 

Berikutnya, mitigasi khusus pada daerah rawan banjir dan longsor, kemudian penguatan pengamanan dan pengawasan perlintasan sebidang berisiko tinggi.

"Keselamatan harus menjadi budaya, menjadi kebiasaan yang dibangun setiap hari di setiap lini kerja, tanpa pengecualian. Keselamatan harus dikelola secara preventif dan berbasis data lapangan," tuturnya.

Dudy juga menyampaikan, di masa libur Nataru, kereta api memegang peran strategis sebagai tulang punggung mobilitas nasional. Setiap gangguan layanan kereta api berpotensi menimbulkan efek berantai terhadap lalu lintas jalan, bandara, pelabuhan, serta aktivitas ekonomi masyarakat. Terlebih, saat ini sejumlah wilayah dihadapkan pada tantangan cuaca ekstrem yang berpotensi menyebabkan banjir, longsor, hingga gangguan prasarana perkeretaapian.

"Tanggung jawab yang diemban pada masa Nataru bukanlah tanggung jawab biasa, melainkan tanggung jawab publik dalam skala nasional. Oleh sebab itu, kesiapan operasional pada masa Nataru ini harus berada pada level tertinggi," paparnya. 

Lebih lanjut, Dudy mengingatkan akan peristiwa gangguan keamanan terhadap sarana perkeretaapian yang terjadi beberapa bulan lalu, seperti kejadian kebakaran gerbong. Dalam konteks ini, ia menekankan bahwa aspek keselamatan dan keamanan perkeretaapian tidak hanya berkaitan dengan faktor teknis dan alam semata, namun juga memerlukan kewaspadaan terhadap faktor non teknis, termasuk aspek pengamanan dan ketertiban di lingkungan perkeretaapian.

"Saya ingatkan kembali bahwa keselamatan adalah prioritas utama yang tidak dapat ditawar. Patuhi setiap prosedur, tingkatkan kewaspadaan, dan bangun budaya saling mengingatkan di setiap lini kerja. Mari kita ciptakan angkutan Nataru yang andal, selamat, dan berkelas melalui kerja profesional dan tanggung jawab bersama," tukasnya. 

Sebagai informasi berdasarkan survei potensi pergerakan masyarakat yang dilakukan Badan Kebijakan Transportasi Kemenhub, pergerakan masyarakat pada masa Nataru 2025/2026 diperkirakan mencapai 119,5 juta orang. Sebesar 3,29 persen atau sekitar 3,94 juta orang diprediksi menggunakan kereta api jarak jauh pada periode tersebut.

Stasiun Pasar Senen menempati peringkat pertama sebagai stasiun asal terpadat dengan prediksi jumlah penumpang sebesar 19,35 persen atau sekitar 1,21 juta penumpang. Adapun Stasiun Yogyakarta menempati peringkat pertama sebagai stasiun tujuan terpadat dengan prediksi jumlah penumpang sebesar 12,90 persen atau sekitar 805 ribu penumpang.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI