Kementan Pastikan Harga Pakan Ternak Terkendali, Lonjakan Tajam Tak Terjadi

Laporan: Tio Pirnando
Senin, 15 Desember 2025 | 19:29 WIB
Ilustrasi peternak sedang memberi pakan ayam. (SinPo.id/dok. PKH)
Ilustrasi peternak sedang memberi pakan ayam. (SinPo.id/dok. PKH)

SinPo.id - Kementerian Pertanian (Kementan) membantah kabar yang menyebutkan adanya lonjakan tajam harga pakan di tingkat peternak dan kekhawatiran dampaknya terhadap harga ayam dan telur di pasar. 

Menurut Direktur Pakan Kementan, Tri Melasari, harga pakan ternak, khususnya pakan unggas, masih berada pada level yang terkendali. Dan, pemerintah, setiap hari, memantau pergerakan harga, serta terus berkoordinasi dengan para industri terkait. 

"Berdasarkan laporan harian pabrik pakan, rata-rata kenaikan harga pakan sejak awal September hingga 11 Desember 2025 berada di kisaran ratusan rupiah per kilogram. Kenaikan harga ini dinilai masih moderat dengan adanya kenaikan bahan pakan di pasar spot, yang sempat menekan cashflow peternak petelur dan broiler pada Oktober–November 2025," kata Tri dalam keterangannya, Senin, 15 Desember 2025. 

Tri memastikan, pemerintah sudah menyiapkan berbagai instrumen, salah satunya penyaluran jagung dalam program stabilisasi pasokan. "Dengan langkah ini, kami pastikan biaya bahan baku pakan tidak melonjak tajam dan tidak membebani peternak," ujarnya.

Tri menyampaikan, kebijakan ini sejalan dengan langkah pemerintah yang menyalurkan lebih dari 52.400 ton jagung pakan melalui skema Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dengan harga acuan sekitar Rp 5.000–5.500 per kilogram di tingkat peternak. Tujuannya untuk menahan gejolak harga dan mengurangi tekanan biaya pakan. 

Lebih lanjut, Tri mengapresiasi langkah sebagian pabrik yang mulai menurunkan harga pakan. 

"Beberapa produsen sudah menyesuaikan harga turun, bahkan hingga sekitar Rp 1.400 per kilogram untuk jenis pakan tertentu. Ini menunjukkan komitmen bersama antara pemerintah dan pelaku usaha untuk melindungi peternak dan menjaga pasokan protein hewani bagi masyarakat," kata Tri. 

Tri mengimbau peternak tetap aktif menyampaikan laporan jika menemukan harga di lapangan yang jauh di atas kisaran rata-rata industri. 

“Silakan sampaikan melalui dinas dan kanal resmi Kementan. Kami siap menindaklanjuti agar tata niaga pakan tetap sehat dan usaha peternak rakyat terus berkelanjutan,” tegasnya. 

Sementara itu, Ketua Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT), Desianto Budi Utomo menyampaikan, saat ini anggotanya mengikuti arahan pemerintah dalam hal kenaikan harga jagung yang berdampak pada kenaikan harga pakan.

"Kami berharap mudah-mudahan upaya pemerintah bisa membuahkan hasil agar harga bahan pakan (jagung) menjadi lebih stabil sehingga tidak terjadi lonjakan harga pakan. Hal ini dikarenakan bahan pakan merupakan kontributor 85 persen dalam struktur biaya pakan," urainya.

Sejalan dengan itu, peternak mendorong terus diperkuatnya transparansi data harga jagung dan pakan, perluasan distribusi jagung program SPHP, serta pengawasan terhadap perdagangan yang tidak wajar agar stabilitas harga pakan, ayam, dan telur tetap terjaga serta inflasi pangan terkendali.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI