Kamboja Tutup Perbatasan dengan Thailand usai Perang Hebat

Laporan: Galuh Ratnatika
Senin, 15 Desember 2025 | 09:38 WIB
Anak-anak di Kamboja yang sedang menunggu bantuan. (SinPo.id/AP)
Anak-anak di Kamboja yang sedang menunggu bantuan. (SinPo.id/AP)

SinPo.id - Kamboja mengatakan akan menutup perbatasan dengan Thailand setelah perang hebat terjadi antara kedua pasukan. Pernyataan itu muncul tak lama setelah Presiden AS Donald Trump mengklaim kedua negara telah menyepakati gencatan senjata.

"Perbatasan akan ditutup hingga pemberitahuan lebih lanjut," kata Kementerian Dalam Negeri Kamboja, dilansir dari The Independent, Senin, 15 Desember 2025.

Sebelumnya, Trump yang bertindak sebagai mediator dari konflik tersebut menyatakan bahwa ia telah mengamankan kesepakatan dari kedua negara yang mengkonfirmasi gencatan senjata terbaru. Namun baik pejabat Thailand maupun Kamboja tidak menyetujuinya.

Menteri Luar Negeri Thailand Sihasak Phuangketkeow mengatakan, beberapa pernyataan Trump tidak mencerminkan pemahaman yang akurat tentang situasi antar kedua negara.

"Pernyataan Trump yang menyebut ledakan ranjau darat yang melukai tentara Thailand sebagai kecelakaan di pinggir jalan, tidak akurat, dan tidak mencerminkan posisi Thailand bahwa itu adalah tindakan agresi yang disengaja," kata Phuangketkeow.

Menurutnya, sikap Trump yang lebih percaya dengan informasi dari sumber yang sengaja memutarbalikkan fakta, telah melukai perasaan rakyat Thailand. Padahal Thailand merupakan negara sekutu Amerika.

Diketahui, pertempuran skala besar terbaru dipicu oleh bentrokan pada 7 Desember yang melukai dua tentara Thailand dan menggagalkan gencatan senjata. Lebih dari 12 orang di kedua sisi perbatasan dilaporkan tewas dalam pertempuran tersebut, sementara lebih dari setengah juta orang mengungsi.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI