Guru PAUD Nabire Belajar Kurikulum Berbasis Budaya di Kampung Budaya Polowijen

Laporan: Tim Redaksi
Jumat, 12 Desember 2025 | 01:23 WIB
15 Guru PAUD Nabire Papua Tengah Studi Budaya di Kampung Budaya Polowijen (SinPo.id/Istimewa)
15 Guru PAUD Nabire Papua Tengah Studi Budaya di Kampung Budaya Polowijen (SinPo.id/Istimewa)

SinPo.id - Kampung Budaya Polowijen (KBP) yang merupakan salah satu kampung tematik budaya di kota Malang kedatangan para guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dari Nabire, Papua Tengah. 15 guru dari TK Shekina Glory Terpadu itu ingin studi penerapan kurikulum deep learning berbasis budaya.

Julia, salah satu guru yang ikut dalam rombongan studi mengaku bahwa ketertarikan awal mereka melihat di platform media sosial KBP. 

"Awal mula kami tertarik dan memutuskan ke Malang itu lihat di sosmed, kok ada kunjungan anak-anak PAUD, TK, SD terus diajak interaksi dan pembelajaran budaya. Menarik sekali. Jadi kami ingin tahu dan belajar mendalami budaya," kata Julia ditemui di KBP, Blimbing, Rabu, 10 Desember 2025.

Selain studi di KBP, mereka juga studi banding ke beberapa sekolah TK lainnya di Surabaya dan Malang. Di Malang, mereka studi di PAUD Terpadu Zam Zam Polowijen pada pagi hari. Siang hari, mereka menuju KBP dan disambut dengan tari khas Malang, yaitu tari Beskalan dan tari Topeng Malang.

Saat sesi dialog di KBP, salah satu narasumber, Sylvia Yunita Rahmawati menekankan pentingnya pendidikan berbasis budaya lokal di PAUD untuk menemukenali jati diri anak usia dini, menguatkan nilai moral, dan kepekaan sosial. 

“Melalui bermain budaya, anak PAUD belajar nilai lokal secara alami dan menyenangkan, membentuk karakter, identitas, kreativitas, serta kecintaan pada budayanya," kata Sylvia. 

Selain berbagi pengalaman mengajar di PAUD, tamu istimewa ini diajak mengikuti serangkaian kegiatan budaya di Pawon KBP. Mulai dari dikenalkan tari topeng, menari beskalan bersama, tembang dolanan bocah, membuat wadah daun pisang seperti takir dan burung ketupat dari janur. 

"Mereka kami ajak praktik bermain wayang, memakai kebaya dan jarik, cetik geni di tungku tradisional, serta menikmati makanan tradisional. Semua itu dikemas dalam sinau budaya bersama narasumber Ki Demang, Mbah Karjo, dan Bu Suli," imbuh Sylvia.

Priska Tinuk Sriwahyuni, kepala sekolah TK Shekina Glory Terpadu, mengapresiasi komitmen para pegiat seni budaya KBP yang secara kontinyu melakukan literasi, pembinaan seni budaya di semua kalangan.

"Kami mendampingi guru-guru studi banding ke Jawa selama 10 hari dan berkunjung ke berbagai tempat, merasa kagum dengan KBP. Rasanya baru kali ini dapat paket komplit belajar budaya di sini," katanya.

Bagi kami, KBP ini menginspirasi untuk diterapkan di Nabire. Pihaknya belajar anyaman itu dapat melatih motorik anak-anak, belajar wayang bagaimana mengajarkan storytelling, cara baru bermain, menari, dan menyanyi yang semuanya sangat menginspirasi. 

"Belajar budaya ternyata sangat menyenangkan dan membahagiakan," ujar Priska yang bersuami asal Dampit, Malang.

Penggagas KBP, Ki Demang mengatakan, sinau budaya di KBP memang tidak ada habisnya. Selalu ada hal-hal baru yang disajikan dan semuanya berkaitan dengan 10 objek pemajuan kebudayaan serta bernuansa pelestarian budaya. 

"Di dalam Pawon KBP api budaya menyala dari tungku tradisi yang terus dijaga semangatnya," katanya. 

Sebagai penutup, kunjungan guru PAUD dari Nabire ini tidak hanya memperkuat jejaring pembelajaran budaya, tetapi juga menjadi bukti bahwa warisan budaya Nusantara mampu menyatukan, menginspirasi, dan membuka wawasan pendidikan dari ujung timur hingga barat Indonesia. 

"KBP kembali meneguhkan diri sebagai ruang belajar budaya yang hidup dan relevan bagi generasi masa depan," pungkas Ki Demang. 

BERITALAINNYA
BERITATERKINI