Hetifah: Gotong Royong Akademisi Kekuatan Penanganan Bencana di Sumatra
SinPo.id - Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian menyambut baik respons cepat Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) serta berbagai perguruan tinggi dalam penanganan bencana banjir dan longsor di Aceh, Sumatra Utara (Sumut), dan Sumatra Barat (Sumbar).
Dia menyoroti langkah sigap pengiriman tim medis dan tenaga ahli, pembukaan posko kesehatan, serta pemanfaatan hasil riset dan teknologi untuk pemulihan kebutuhan dasar, termasuk akses air bersih, sanitasi, penerangan darurat, dan perbaikan infrastruktur.
"Kami mengapresiasi gerak cepat Kemdiktisaintek dan kampus-kampus yang langsung turun ke lapangan. Ini bukti bahwa ekosistem pendidikan tinggi hadir untuk masyarakat, terutama pada situasi darurat," kata Hetifah dalam Rapat Kerja Komisi X DPR RI bersama Kemdiktisaintek di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin, 8 Desember 2025.
Hetifah menegaskan perlunya pendataan yang presisi serta langkah strategis untuk memastikan keberlanjutan pendidikan di daerah terdampak. Legislator dari Fraksi Partai Golkar ini mendorong civitas akademika untuk memperkuat program pengabdian masyarakat dan memastikan mahasiswa serta dosen terdampak mendapatkan bantuan biaya hidup yang memadai.
"Kami meminta agar pendataan dilakukan secara menyeluruh, termasuk kondisi sarana prasarana pendidikan dan status kegiatan belajar. Yang paling penting, jangan sampai pendidikan tertinggal dalam proses pemulihan," ujar Hetifah.
Hetifah menutup dengan menyampaikan harapan agar proses pemulihan tidak hanya memperbaiki kerusakan fisik, tetapi juga memastikan kampus-kampus dapat segera kembali berfungsi normal.
"Harapan kami, pemulihan bencana ini memberikan kepastian bagi mahasiswa untuk melanjutkan pendidikan tanpa hambatan," katanya.
Dalam rapat tersebut, Wakil Mendiktisaintek Fauzan melaporkan adanya 60 perguruan tinggi terdampak bencana di tiga provinsi. Dia menegaskan bahwa kolaborasi kampus posko dan kampus pendukung menjadi kekuatan utama respons akademisi.
"Kampus posko berada di garis depan, sementara kampus pendukung mengirim tenaga ahli dan teknologi dari luar daerah. Ini bentuk gotong royong akademisi yang sangat penting. Kemdiktisaintek juga telah mengalokasikan total Rp129,59 miliar untuk program tanggap darurat, termasuk pengabdian masyarakat, bantuan langsung, serta bantuan biaya hidup bagi mahasiswa dan dosen terdampak" tegasnya.
Sebagian besar kegiatan pembelajaran di wilayah terdampak saat ini masih terhenti, dan pendataan sedang berlangsung untuk menentukan skema pembelajaran sementara.
Sementara itu, Dirjen Saintek Kemdiktisaintek Fauzan Adziman menjelaskan bahwa dukungan kampus meliputi bantuan medis, logistik, relawan, serta prasarana, yang akan dilanjutkan dengan program rehabilitasi jangka menengah, rekonstruksi sanitasi, pemulihan ekonomi lokal, serta edukasi mitigasi bencana.
