Sikapi Kerumunan Acara HRS, Guru Besar UI: Bisa Dipakai Bangun Masjid

Laporan: Tisa
Selasa, 17 November 2020 | 13:23 WIB
Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Prof. dr Hasbullah Thabrany (Foto: YouTube KPC PEN)
Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Prof. dr Hasbullah Thabrany (Foto: YouTube KPC PEN)

sinpo, JAKARTA - Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Prof. dr Hasbullah Thabrany menyayangkan terjadinya kegiatan yang mengundang kerumunan dilakukan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Shihab (HRS) di Jakarta. 

Ia menegaskan, kegiatan semacam ini bisa menjadi mahal, jika ada 10 orang yang hadir terinveksi COVID-19. Jika dibayangkan, rata-rata biaya perawatan Rp184 juta dikalikan 10 orang. 

"Kan menghabiskan (biaya perawatan) Rp1,8 miliar itu kalau 10 orang. Kan, mendingan dipakai membangun masjid daripada dipakai untuk mengobati," ujar Hasbullah di Jakarta, Senin (16/11/2020).

Bahkan kalau ada yang meninggal dan merupakan kepala keluarga, lanjut dia, nasib anak dan istri menjadi taruhannya. 

Oleh sebab itu, masyarakat yang ingin mendatangi kegiatan yang berpotensi kerumunan, sebaiknya dipikirkan lagi dengan tidak mengikuti hawa nafsunya ingin berkumpul. 

Masalah pencegahan, menurut Hasbullah juga sejalan dengan ajaran agama apapun. Bagi yang beragama Islam, bisa belajar dari surat Al Kahfi. 

Ia mengutip sejarah Nabi Harun dan Nabi Musa yang rela merusak perahunya, sehingga tidak diambil para perampok. Hal ini dikaitkanya dengan rencana vaksinasi yang bakal dilakukan pemerintah.

"Lebih baik rusak sedikit, itu kan cost-nya. Kalau kita imunisasi, itu biaya imunisasi, korban dikit tetapi akhirnya selamat nanti. Jadi itu hitungan cost benefit yang sudah ada," jelasnya. 

Terkait vaksin, lanjutnya, masyarakat diharapkan bersabar. Bagi kalangan yang tidak mampu, maka wajib dibantu untuk pemberian vaksinasi gratis. 

Justru, kata dia, jangan sampai masyarakat yang mampu ikut meminta vaksin daripada membelinya secara mandiri. 

"Jangan semua orang minta dibayarin. Bagi yang mampu, janganlah! Malu-maluin saja," tegasnya. 

Guru Besar UI menambahkan, vaksinasi juga bertujuan agar masyarakat yang menerimanya, tidak akan menularkan virus Corona kepada orang lain. 

Menurutnya, vaksin memiliki efektivitas mencapai 90% untuk mencegah terjangkit virus COVID-19. Artinya, dari 10 orang yang divaksinasi, 9 orang tidak terkena penyakit mematikan ini. 

"Satu orang yang mungkin terkena COVID-19, tidak sampai jadi penyakit. Bahkan ditambah penerapan 3M, maka masyarakat dapat terlindungi," tutur Hasbullah.

Di samping itu, ia mengingatkan agar seluruh lapisan masyarakat terus menjaga kedisiplinan terhadap protokol kesehatan selama pandemi.

"Kalau terus kita jaga bersama-sama, Insya Allah dari 1000 orang cuma 1 yang sakit," pesan pakar bidang kesehatan masyarakat ini.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI