Airlangga Optimis Pertumbuhan Ekonomi 2026 Lampaui 5,4 Persen
SinPo.id - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengaku optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mampu melebihi target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2026 sebesar 5,4 persen. Karenanya, pemerintah akan terus memperkuat koordinasi, salah satunya dengan dunia usaha, guna memastikan stabilitas dan kesinambungan pemulihan ekonomi nasional.
"Di tahun 2026, kondisi upside risk akan lebih dominan daripada downside risk. Tentu kami optimis tahun 2026 Indonesia harapannya bisa lebih tinggi dari APBN 5,4 persen. Dan ini kuncinya ada yang hadir di ruangan ini. Jadi kalau yang di ruangan ini optimis, Indonesia akan optimis," kata Airlangga dalam Rapat Pimpinan Nasional KADIN Indonesia tahun 2025 di Jakarta, Senin, 1 Desember 2025.
Menurut Airlangga, optimisme pertumbuhan ekonomi tersebut diperkuat oleh berbagai program nasional yang sedang berlangsung. Seperti rangkaian event belanja nasional dengan target transaksi lebih dari Rp120 triliun, mulai dari diskon transportasi, event pariwisata, hingga kampanye belanja di minimarket dan e-commerce.
Kemudian, program "Belanja di Indonesia Aja" juga melibatkan seluruh pusat perbelanjaan dengan target transaksi mencapai Rp30 triliun. Dan, seluruh potensi belanja masyarakat akan dikonsolidasikan untuk menjaga daya beli dan menggerakkan sektor UMKM.
Lebih lanjut, ia menerangkan, untuk 2026 nanti, pemerintah menyiapkan belanja prioritas sebesar Rp2.567,9 triliun dari total anggaran Rp3.842 triliun yang dialokasikan untuk ketahanan pangan, subsidi energi, pendidikan, kesehatan, pembangunan UMKM, pertahanan, hingga akselerasi perdagangan dan investasi global.
Program makan bergizi gratis menjadi salah satu fokus dengan anggaran Rp335 triliun yang ditargetkan menjangkau hingga 80 juta penerima. Pemerintah juga melanjutkan berbagai dukungan fiskal untuk mendorong produksi dalam negeri, termasuk PPN Ditanggung Pemerintah untuk perumahan, serta perluasan akses KUR.
Terkait sektor eksternal, Pemerintah terus memperkuat diplomasi ekonomi melalui penyelesaian berbagai perjanjian perdagangan strategis. Indonesia telah memfinalkan perjanjian perdagangan dengan Kanada, menyelesaikan EU-CEPA yang kini memasuki tahap harmonisasi bahasa di Parlemen Eropa, serta menyiapkan proses aksesi CPTPP pada 2026.
Pemerintah juga memperluas kerja sama dengan negara-negara BRICS+ dan meningkatkan kontribusi pada New Development Bank sebagai bagian dari penguatan posisi Indonesia dalam arsitektur ekonomi global. Selain itu, dukungan terhadap agenda aksesi OECD semakin solid dengan mayoritas negara anggota telah menyatakan dukungannya.
Airlangga juga menyoroti prioritas pada agenda ekonomi hijau dan transisi energi. Pemerintah tengah mempersiapkan pembangunan super green corridor, pemanfaatan carbon capture and storage (CCS), serta peningkatan investasi energi baru dan terbarukan.
Indonesia memiliki gudang karbon terbesar di Asia dengan potensi penyimpanan karbon hingga 600 gigaton, yang menjadi nilai strategis dalam kerja sama global. Sejumlah investasi besar dari Jepang, BP, dan ExxonMobil menegaskan komitmen dunia internasional terhadap transformasi energi Indonesia.
Di bidang ekonomi digital, Pemerintah mempercepat integrasi sistem pembayaran regional dan memperluas pemanfaatan teknologi melalui Digital Economic Framework Agreement.
Dengan nilai ekonomi digital Indonesia yang diproyeksikan mencapai US$600 miliar pada 2030, Pemerintah mendorong peningkatan jumlah talenta digital, termasuk melalui program magang berskala nasional yang menargetkan 100 ribu peserta setiap tahun.
Ia mengajak Kadin berperan aktif menyiapkan generasi muda, mendukung pengembangan startup berbasis teknologi, termasuk di sektor kecerdasan buatan yang masih sangat potensial untuk bertumbuh. Termasuk penguatan investasi, juga terus menjadi fokus pemerintah.
Hingga September, realisasi investasi telah mencapai 75 persen dari target tahun ini dengan serapan tenaga kerja mencapai 1,95 juta orang. Hilirisasi terus menunjukkan perkembangan signifikan, begitu pula pengembangan industri kendaraan listrik dan semikonduktor yang menjadi motor baru pertumbuhan ekonomi.
Pemerintah memastikan berbagai insentif fiskal seperti tax holiday, tax allowance, dan fasilitas impor akan tetap tersedia untuk menjaga daya tarik Indonesia sebagai tujuan investasi utama di kawasan.
"Harapannya, KADIN mempersiapkan diri untuk mendorong kesejahteraan masyarakat di 2026. Makanya, dari berbagai program Pemerintah yang langsung menyentuh masyarakat, kami berharap KADIN ikut mendorong. Apalagi juga untuk membangkitkan UMKM-UMKM konstruksi. Nah, UMKM konstruksi ini sudah dapat banyak peluang," pungkasnya.

