Hamas dan Israel Saling Tuduh Langgar Gencatan Senjata, Negosiasi Mesir dan AS Terus Berlanjut

Laporan: Tim Redaksi
Selasa, 25 November 2025 | 07:46 WIB
Warga Palestina yang bermukim di Gaza (SinPo.id/ AP)
Warga Palestina yang bermukim di Gaza (SinPo.id/ AP)

SinPo.id -  Ketegangan di Gaza kembali meningkat meski gencatan senjata tengah berlaku. Delegasi senior Hamas bertemu dengan Kepala Intelijen Mesir di Kairo pada Minggu 24 November 2025 untuk membahas implementasi fase pertama perjanjian gencatan senjata dan situasi terkini di Gaza. Hamas menegaskan komitmen mereka untuk mematuhi kesepakatan, tetapi menuduh Israel melakukan “pelanggaran berkelanjutan” yang mengancam keberhasilan gencatan senjata.

Delegasi Hamas yang hadir termasuk mantan kepala Gaza, Khalil Al-Hayya, meminta mekanisme pengawasan yang jelas untuk mendokumentasikan dan menghentikan pelanggaran kesepakatan. Mereka juga membahas solusi darurat terkait pejuang Hamas yang terjebak di terowongan Rafah akibat terputusnya komunikasi.

Sementara itu, militer Israel membalas serangan dengan menargetkan sejumlah pemimpin Hamas, termasuk Alaa Al-Hadidi, kepala logistik markas produksi Hamas, yang tewas dalam serangan udara pada Sabtu. Serangan Israel menewaskan sedikitnya 20 orang dan melukai puluhan lainnya, menurut pihak berwenang Gaza. Israel mengklaim serangan dilakukan sebagai respons terhadap pelanggaran gencatan senjata oleh pejuang Hamas.

Ketegangan meningkat di tengah protes domestik di Israel atas kegagalan militer saat serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan menjadikan 250 warga sebagai sandera. Kepala staf militer Israel, Letjen Eyal Zamir, telah memberhentikan beberapa pejabat senior dan memberi teguran resmi untuk menindaklanjuti tekanan publik.

Mesir, Qatar, dan AS berperan sebagai mediator gencatan senjata, sementara Turki mempertimbangkan partisipasinya dalam pasukan stabilisasi internasional di Gaza. Perjanjian gencatan senjata yang diberlakukan bulan lalu memungkinkan sebagian besar warga Palestina kembali ke wilayah yang hancur, aliran bantuan meningkat, dan pasukan Israel menarik diri dari posisi perkotaan.

Meski begitu, kekerasan belum sepenuhnya berhenti. Hamas berupaya memperkuat posisinya, dan Israel melaporkan tiga tentara tewas sejak gencatan senjata dimulai, sementara pihak berwenang Gaza menyatakan setidaknya 316 warga Palestina tewas akibat serangan Israel pasca gencatan senjata.

Kesepakatan ini sebelumnya melibatkan pertukaran tahanan: Hamas membebaskan 20 sandera hidup sebagai imbalan hampir 2.000 tahanan Palestina, dan menyerahkan jenazah 25 sandera dari total 28 jenazah yang ditahan untuk ditukar dengan 360 pejuang Palestina yang tewas.

Situasi ini menegaskan bahwa perdamaian di Gaza tetap rapuh, dengan kedua pihak saling menuding pelanggaran, sementara mediator internasional berupaya menjaga kesepakatan tetap berlaku.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI