UNICEF Bongkar Krisis Gaza: Rata-Rata Dua Anak Terbunuh per Hari di Bawah Gencatan Senjata

Laporan: Tim Redaksi
Minggu, 23 November 2025 | 05:50 WIB
Warga Palestina yang bermukim di Gaza (SinPo.id/ AP)
Warga Palestina yang bermukim di Gaza (SinPo.id/ AP)

SinPo.id -  Krisis kemanusiaan di Gaza kembali menjadi sorotan setelah UNICEF melaporkan bahwa rata-rata dua anak tewas setiap hari akibat serangan Israel meski gencatan senjata telah diberlakukan sejak 11 Oktober 2025. Hingga kini, sebanyak 67 anak Palestina tercatat meninggal sejak gencatan senjata diumumkan.

Dalam konferensi pers mingguan di Markas PBB di Jenewa pada Jumat, Juru Bicara UNICEF, Ricardo Pires, menegaskan bahwa situasi anak-anak di Gaza masih sangat mengkhawatirkan.

Ia menyebut serangan terbaru di Khan Younis pada Kamis menewaskan seorang anak perempuan, sementara tujuh anak lainnya tewas pada Rabu dalam serangan di Gaza City.

“Tidak ada tempat yang aman bagi mereka. Dunia tidak boleh menormalisasi penderitaan anak-anak Gaza,” kata Pires.

“Saya Melihatnya Sendiri” — Kesaksian UNICEF dari Gaza

Pires mengisahkan bahwa saat kunjungannya ke Gaza pada Agustus lalu, ia menyaksikan secara langsung anak-anak yang terluka dan kehilangan orang tua, tinggal di tempat penampungan sementara dengan fasilitas minim.

UNICEF menyoroti bahwa bantuan kemanusiaan yang masuk ke Gaza masih jauh dari cukup.

“Jika bantuan dan dukungan yang diperlukan tiba lebih cepat, kami dapat melakukan lebih banyak,” ujarnya.

Ancaman Musim Dingin: Krisis Baru bagi Anak Gaza

Menurut Pires, musim dingin yang mulai melanda Gaza berpotensi memperburuk keadaan dan bertindak sebagai “pengganda ancaman”.

• Infeksi saluran pernapasan meningkat
• Air bersih terbatas memicu diare
• Banyak anak berjalan di atas puing-puing tanpa alas kaki

“Terlalu banyak anak yang sudah membayar harga tertinggi, bahkan di bawah gencatan senjata,” ujar Pires.

Korban Jiwa Perang Gaza: Lebih dari 69.000 Tewas

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Gaza, lebih dari 69.000 warga Palestina telah terbunuh sejak perang Israel di Gaza meletus pada Oktober 2023. Sekitar 20.000 korban adalah anak-anak.

Sejumlah pakar PBB dan organisasi hak asasi internasional, termasuk Amnesty International, sebelumnya telah menggambarkan tindakan Israel sebagai bentuk genosida.

UNICEF menegaskan bahwa dunia internasional harus segera bergerak memenuhi janji perlindungan bagi anak-anak di Gaza, terutama dengan terus berlangsungnya kematian anak meskipun gencatan senjata tengah berlaku.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI