Wamen ESDM: Proyek RDMP Balikpapan Pasok 25 Persen Kebutuhan BBM Nasional

Laporan: Tio Pirnando
Kamis, 20 November 2025 | 13:51 WIB
Wamen ESDM Yuliot meninjau proyek RDMP Balikpapan. (SinPo.id/dok. Esdm)
Wamen ESDM Yuliot meninjau proyek RDMP Balikpapan. (SinPo.id/dok. Esdm)

SinPo.id - Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot menargetkan, proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan rampung dan mulai pengoperasian pertengahan Desember  2025. Proyek ini diharapkan dapat cepat beroperasi memenuhi 22- 25 persen kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) nasional.

Menurut Yuliot, progress penyelesaian RDMP, saat ini hanya tersisa sedikit saja pada bagian-bagian detail, bukan bagian proyek yang utama. Sehingga tidak butuh waktu lama untuk menyelesaikannya.

"Jadi, untuk kesiapan secara fasilitas masih ada penyempurnaan sekitar 1-2 persen yang kita harapkan dalam beberapa hari ke depan itu bisa diselesaikan 100 persen sehingga siap untuk diresmikan. Yang 1,5 persen itu ada detail-detail pekerjaan saja," kata Yuliot dalam keterangannya, Kamis, 20 November 2025. 

Proyek RDMP Kilang Balikpapan merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN), dengan investasi sebesar US$ 7,4 miliar atau setara dengan Rp 126 triliun. Proyek ini menjadi salah satu investasi yang terbesar dilakukan BUMN dalam satu titik kegiatan untuk mengurangi impor BBM. 

"Salah satu fasilitas yang ada di sini akan menyediakan energi, dengan adanya fasilitas ini, kita mendukung sepenuhnya visi Bapak Presiden yaitu ketahanan energi dan juga bagaimana ketahanan energi ini akan mendukung ketahanan nasional secara keseluruhan karena seluruh kegiatan ekonomi tidak mungkin tanpa ketersediaan energi," papar Yuliot.

Sementara itu Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), Taufik Aditiyawarman mengatakan, sejumlah tahapan penting telah dilalui KPI untuk memastikan proyek ini berjalan dengan baik. Diantaranya pengoperasian awal unit utama pengolahan atau Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC) Complex RDMP Balikpapan, yang telah dilakukan pada 10 November 2025 lalu.

Taufik menjelaskan, RFCC merupakan unit utama kilang untuk menghasilkan produk berstandar setara Euro V. RFCC juga akan meningkatkan efisiensi serta nilai ekonomi Kilang Balikpapan. 

Pengoperasian unit RFCC pada momen Hari Pahlawan 2025 lalu menjadi simbol komitmen KPI dan Pertamina dalam mewujudkan cita-cita pembangunan yang berdaulat dan berkelanjutan.

"Ini merupakan tahapan penting yang telah dilalui KPI dan Pertamina dalam pengoperasian RDMP Balikpapan. RFCC tidak hanya meningkatkan efisiensi dan kualitas produk, tetapi juga memperbesar nilai tambah dari sumber daya alam dalam negeri," kata Taufik.

Selain memproduksi BBM ramah lingkungan, nantinya Kilang Balikpapan setelah beroperasi penuh juga akan mengolah residu-residu yang ada untuk menghasilkan produk-produk industri kimia bernilai tinggi seperti propylene dan ethylene.

Kedua produk ini sangat dibutuhkan oleh industri petrokimia dalam negeri sebagai bahan baku yang selama ini kekurangan pasokannya dan dipenuhi permintaannya melalui impor.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI