Zelensky Terbang ke Turki, Upayakan AS Kembali Terlibat dalam Diplomasi Akhiri Perang Ukraina–Rusia

Laporan: Tim Redaksi
Rabu, 19 November 2025 | 05:11 WIB
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy (SinPo.id/ OPB)
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy (SinPo.id/ OPB)

SinPo.id -  Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dijadwalkan bertolak ke Ankara, Turki, pada Rabu untuk menghidupkan kembali keterlibatan Amerika Serikat dalam upaya diplomasi menghentikan invasi Rusia. Langkah itu diambil setelah beberapa putaran pembicaraan damai di Istanbul tahun ini gagal menghasilkan kemajuan berarti.

Seorang pejabat senior Ukraina mengatakan kepada AFP bahwa pertemuan Zelensky dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan akan berfokus pada upaya “mengajak kembali Amerika” ke meja perundingan. Kyiv berharap Washington memiliki pengaruh cukup besar untuk menekan Moskow agar bersedia bernegosiasi, termasuk melalui opsi sanksi tambahan.

Steve Witkoff, utusan AS, diperkirakan turut hadir dalam pembicaraan di Ankara, menurut seorang pejabat Ukraina lain yang terlibat dalam persiapan pertemuan tersebut.

Sementara itu, Kremlin menegaskan tidak ada perwakilan Rusia yang akan hadir dalam pertemuan tersebut, namun menyatakan tetap terbuka terhadap dialog untuk mengakhiri perang.

Di Washington, para legislator tengah membahas rancangan undang-undang untuk memperketat sanksi terhadap Rusia, termasuk kemungkinan mengenakan tarif bagi negara mana pun yang membeli minyak dan gas Rusia. Presiden Donald Trump menyatakan dukungan terhadap langkah tersebut, sembari menegaskan keinginannya memanfaatkan hubungan personal dengan Vladimir Putin untuk menyelesaikan konflik—meski sejauh ini belum membuahkan hasil.

Sebagai bentuk tekanan tambahan, Trump baru-baru ini menjatuhkan sanksi kepada dua perusahaan minyak terbesar Rusia.

“Kami menyiapkan solusi baru yang akan kami tawarkan kepada para mitra,” ujar Zelensky di media sosial, seraya menambahkan bahwa timnya juga bekerja menghidupkan kembali pertukaran tawanan perang (POW). Ia menekankan pentingnya upaya membawa pulang para prajurit Ukraina yang ditawan Rusia.

Rustem Umerov, kepala negosiator Ukraina, mengatakan pihaknya menargetkan pembebasan sekitar 1.200 warga Ukraina melalui mekanisme pertukaran tawanan yang sempat berjalan antara Mei hingga Juli namun melambat beberapa bulan terakhir.

Kunjungan ke Turki merupakan bagian dari tur Eropa Zelensky untuk mengamankan dukungan militer dan energi. Pada Selasa, ia dijadwalkan bertemu Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez. Sehari sebelumnya, Ukraina dan Prancis menandatangani kesepakatan pengadaan hingga 100 jet tempur Rafale serta perangkat militer lainnya, termasuk drone. Moskow mengecam perjanjian tersebut sebagai tindakan yang “memicu sentimen militeristik dan pro-perang.”

Sementara itu, konflik di Ukraina terus memburuk menjelang musim dingin. Rusia melancarkan kampanye pengeboman terbesar terhadap fasilitas gas Ukraina sejak invasi 2022, menghentikan 60 persen produksi bahan bakar pemanas negara itu. Serangan balasan Ukraina terhadap kilang minyak dan fasilitas energi Rusia juga terus berlangsung.

Di wilayah Donetsk yang diduduki Rusia, lebih dari separuh rumah dan bisnis kehilangan listrik setelah dua pembangkit terkena serangan yang disebut otoritas setempat sebagai “belum pernah terjadi sebelumnya.”

Pada Selasa, serangan Rusia menewaskan seorang remaja serta menghantam infrastruktur rel kereta dan gedung televisi publik di Dnipro. Fasilitas energi di wilayah Dnipropetrovsk dan Sumy juga rusak. Di garis depan, Rusia mengklaim telah merebut dua desa tambahan di Ukraina timur.

Kyiv kembali menegaskan bahwa Moskow tidak menunjukkan itikad menghentikan perang, dengan terus mengajukan tuntutan yang dianggap Ukraina sebagai bentuk penyerahan diri terselubung dan penyerahan wilayah tambahan kepada Rusia.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI