Rentetan Gempa Guncang Sejumlah Wilayah di Sulawesi, NTT, dan Maluku Utara pada Dini Hari
SinPo.id - Sejumlah wilayah di Indonesia kembali diguncang rentetan gempa bumi pada dini hari, Rabu (19 November 2025). Berdasarkan laporan BMKG, sedikitnya enam gempa dengan magnitudo kecil terjadi berurutan di kawasan Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Timur, hingga Maluku Utara.
Seluruh gempa tersebut masuk kategori gempa dangkal dan tidak berpotensi tsunami. Namun BMKG mengingatkan bahwa data bersifat sementara dan dapat berubah seiring pemutakhiran.
1. Gempa M1,5 – Luwu Timur, Sulawesi Selatan
Gempa pertama tercatat pada pukul 00.32 WIB dengan magnitudo 1,5.
Lokasi: 2.59 LS, 120.82 BT
Jarak: 39 km barat daya Luwu Timur – Sulsel
Kedalaman: 18 km
2. Gempa M2,4 – Luwu Timur, Sulawesi Selatan
Beberapa menit sebelumnya, tepatnya pukul 00.27 WIB, Luwu Timur juga diguncang gempa kecil.
Magnitudo: 2,4
Lokasi: 2.27 LS, 120.81 BT
Jarak: 53 km barat laut Luwu Timur – Sulsel
Kedalaman: 10 km
3. Gempa M2,7 – Bitung, Sulawesi Utara
Pada pukul 00.21 WIB, gempa terjadi di zona laut tenggara Bitung.
Lokasi: 1.43 LU, 126.23 BT
Jarak: 123 km tenggara Bitung – Sulut
Kedalaman: 30 km
4. Gempa M3,0 – Konawe, Sulawesi Tenggara
Gempa dengan magnitudo terbesar dalam rentetan ini terjadi pukul 00.13 WIB.
Lokasi: 3.86 LS, 122.26 BT
Jarak: 23 km timur laut Konawe – Sultra
Kedalaman: 10 km
5. Gempa M2,5 – Tambolaka, NTT
Pukul 00.11 WIB, wilayah NTT juga terdampak.
Lokasi: 9.07 LS, 119.62 BT
Jarak: 60 km timur laut Tambolaka – NTT
Kedalaman: 10 km
6. Gempa M2,0 – Poso, Sulawesi Tengah
Rentetan gempa dini hari ditutup dengan guncangan kecil di wilayah Poso pada pukul 00.07 WIB.
Lokasi: 1.85 LS, 120.50 BT
Jarak: 57 km barat daya Poso – Sulteng
Kedalaman: 10 km
Peringatan dari BMKG
Dalam seluruh laporan, BMKG menegaskan bahwa informasi gempa yang dirilis mengutamakan kecepatan, sehingga hasil analisis masih dapat berubah seiring masuknya data yang lebih lengkap.
BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap tenang, tidak terpancing isu yang tidak benar, dan selalu mengikuti pembaruan resmi dari kanal informasi BMKG.
