Satgas COVID-19 Ingatkan Masyarakat Tak Egois Selama PSBB Transisi

Laporan: Tisa
Jumat, 13 November 2020 | 10:52 WIB
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito (Foto: Tim Komunikasi Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional)
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito (Foto: Tim Komunikasi Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional)

sinpo, JAKARTA - Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito mengatakan masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Transisi yang diterapkan pemerintah daerah, bukan berarti menjamin bisa terbebas sepenuhnya dari virus Corona.

Ia mengingatkan, PSBB transisi seperti yang diterapkan di DKI Jakarta karena terjadi perkembangan penanganan COVID-19 ke arah yang lebih baik di daerah tersebut. 

"Tercermin dari menurunnya kasus positif, meningkatnya angka kesembuhan dan angka kematian yang dapat ditekan," kata Wiku  melalui keterangan pers yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (12/11/2020). 

Pada tahap PSBB transisi, lanjut dia, kegiatan masyarakat harus tetap berpedoman pada protokol kesehatan 3M yaitu memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan. 

"Tahap PSBB transisi masyarakat tetap harus berpedoman pada 3M serta ketentuan lainnya bertujuan memutus mata rantai penularan," imbuhnya.

Lebih lanjut, praktisi kesehatan ini juga meminta Satgas COVID-19 di daerah untuk mempertimbangkan pembukaan sektor utammanya yang berisiko menciptakan kerumunan. 

"Oleh karena itu, tahapan prinsip pembukaan sektor berdasarkan Covid-19 ini, perlu sangat hati-hati serta terus dievaluasi keadaannya di lapangan," ungkap Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat UI ini.

Satgas juga mengharapkan masyarakat agar tak bersikap egois dengan menjauhi kerumunan yang mengabaikan protokol kesehatan menjaga jarak selama PSBB Transisi. 

Wiku menegaskan, berkerumun dapat membawa malapetaka di masa pandemi ini. Oleh sebab itu, masyarakat diminta untuk selalu menghindarinya.

"Ini menyulitkan untuk menjaga jarak, apalagi tidak menggunakan masker. Maka risiko penularan sangat besar," ucapnya.

Sementara itu, penularan kasus COVID-19 yang tinggi dalam suatu daerah, menurutnya mencerminkan masyarakat yang masih lengah dan tidak menerapkan protokol kesehatan yang ketat. 

"Masyarakat jangan lupa untuk selalu menerapkan 3M dalam kesehariannya guna mencegah tertular atau menularkan virus COVID-19," tandas mantan peneliti Lemhanas ini.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI