Kiat Survive di Industri Kreatif Indonesia: Mulailah dari Hal Kecil
SinPo.id - Perkembangan bisnis krearif di Indonesia semakin pesat. Beragam platform media sosial jadi ladang para kreator untuk mengeruk keuntungan. Namun tak sedikit dari mereka justru stagnan hingga perlahan gulung tikar.
Mahasiswa DKV Creative Advertising, BINUS Kemanggisan, Jose Tan Muljono membeberkan kiat-kiatnya untuk bisa survive dalam mengembangkan usaha kreatif bernama @artuji_creative.
Jose dikenal sebagai sosok kreatif yang sejak sekolah memiliki banyak hobi, namun sempat merasa bahwa semua itu tidak menghasilkan apa-apa.
Sebelum memulai bisnis kreatifnya, ia sempat berdagang mac n cheese dan mentai rumahan. Ketertarikannya terhadap seni visual akhirnya membuka jalan baru bagi dirinya.
"Bisnis bukan sekadar keuntungan finansial, melainkan cara untuk menciptakan dampak dan nilai bagi orang lain," tutur Jose dikutip dari siaran pers Binus Incubator, Senin, 17 November 2025.
Jose menjabarkan perjalanan berwirausahanya dimulai dari titik-titik sederhana yang kemudian berubah menjadi batu loncatan besar dalam hidup.
“Kesempatan datang nggak nunggu lu siap. Jalanin dulu, sempurna akan mengikuti," demikian filosofi Jose saat memulai bisnisnya.
Ide bisnis Jose justru lahir dari komentar teman yang mengejek kualitas foto makanan yang ia unggah di Instagram. Dari ejekan itu, ia mulai belajar fotografi secara lebih serius. Pada saat yang sama, ia menyadari sebuah masalah umum di industri.
"Banyak fotografer yang unggul secara teknis, namun kurang mampu membangun komunikasi efektif dengan model atau klien. Hal tersebut membuat proses pemotretan kurang nyaman dan hasilnya kurang maksimal," jelasnya.
Di sisi lain, kondisi personal juga berperan. Jose sempat merasa hidupnya stagnan dan tidak produktif.
Namun semuanya berubah ketika seseorang secara tiba-tiba menghubunginya untuk menanyakan harga jasa foto makanan. Dari situlah ia memutuskan untuk terjun sepenuhnya ke dunia bisnis kreatif.
Jose mendirikan @artuji_creative dengan modal minim bahkan awalnya hanya meminjam kamera temannya yang jarang dipakai.
Tidak ada rencana bisnis yang terlalu matang. Jose menjalankan semua secara learning by doing, bertanya pada senior, komunitas, dan terus mencoba hal-hal baru.
Tahap awal ia hanya fokus memotret, namun kemudian mulai mempelajari aspek penting lain seperti, strategi promosi, penyusunan paket harga, membangun koneksi, personal branding
Jose memanfaatkan dua hal utama yakni, konten dan word of mouth. Platform yang digunakan meliputi Website, Instagram, TikTok, YouTube.
