Pemerintah Perkuat Revitalisasi Vokasi untuk Target Penempatan 500 Ribu PMI

Laporan: Tio Pirnando
Jumat, 14 November 2025 | 16:44 WIB
Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia, Christina Aryani (SinPo.id/dok. KP2MI)
Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia, Christina Aryani (SinPo.id/dok. KP2MI)

SinPo.id - Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia, Christina Aryani, menekankan pentingnya revitalisasi pendidikan dan pelatihan vokasi sekaligus  penyiapan tenaga terampil Indonesia untuk mengisi pasar kerja global. Hal ini sebagai langkah memperkuat target penempatan 500 ribu pekerja migran Indonesia ke luar negeri. 

"Bagi kami proses penempatan bisa berjalan lebih cepat dan terarah dengan adanya kandidat-kandidat calon pekerja migran yang telah memiliki kompetensi sesuai permintaan," kata Christina usai  Rapat Tingkat Menteri mengenai Revitalisasi Pendidikan dan Pelatihan Vokasi di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Jumat, 14 November 2025.

Menurut Christina, integrasi antara kebutuhan penempatan pekerja migran dengan peningkatan kompetensi lulusan vokasi, khususnya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), sangat penting dilakukan. 

Kementerian P2MI selama ini telah mengidentifikasikan potensi suplai tenaga kerja untuk penempatan luar negeri dari berbagai sekolah vokasi termasuk SMK. 

Oleh karenanya, pertemuan ini sangat penting. Karena sekolah vokasi di Indonesia yang juga sumber utama tenaga terampil, akan dibantu ditingkatkan kualitasnya melalui penerapan kurikulum yang lebih sesuai permintaan pasar baik lokal maupun luar negeri, termasuk tambahan kompetensi bahasa. 

Kementerian P2MI akan berperan dalam memastikan kesiapan dan kompetensi lulusan. Mulai dari penyelarasan kurikulum, kebutuhan keterampilan teknis, masukan soal sertifikasi hingga penguasaan bahasa sesuai tuntutan negara tujuan. 

Seluruh data kebutuhan penempatan, lanjut dia, akan diturunkan secara langsung ke SMK dan sekolah vokasi lainnya yang menjadi potensi suplai side penempatan pekerja migran terampil.

Christina juga menegaskan, program penyiapan tenaga terampil ini nantinya berkaitan langsung dengan program quick win yang menjadi arahan Presiden Prabowo Subianto, yaitu penempatan 500 ribu pekerja migran ke luar negeri pada tahun 2026.

Dari jumlah itu, 300 ribu akan dipenuhi melalui lulusan SMK yang diberikan pelatihan kompetensi dan bahasa lewat inisiatif program SMK Go Global di bawah koordinasi Kemenko Pemberdayaan Masyarakat. 

Sementara, 200 ribu lainnya akan berasal  dari masyarakat umum juga siswa SMK/SMA yang masih menempuh pendidikan. Sebab itu, sangat penting penyiapan kompetensi secara terarah agar setelah lulus mereka dapat langsung memasuki pasar kerja internasional.

"Total 500 ribu ini adalah target minimal yang diminta Presiden. Dengan sinkronisasi kebijakan vokasi dan penempatan pekerja migran, kita optimistis untuk memenuhinya secara terukur dan berkualitas," tegasnya.

Menko PMK Pratikno menambahkan, Presiden Prabowo memerintahkan agar revitalisasi pendidikan dan pelatihan vokasi ini tidak hanya untuk kebutuhan pasar kerja di dalam negeri, tapi juga kebutuhan pasar kerja di luar negeri. 

Untuk kebutuhan pasar kerja di dalam negeri, bagian dari menciptakan pertumbuhan ekonomi, peluang kerja, termasuk program beliau mengenai hilirisasi. 

"Sedangkan untuk pasar luar negeri, penting untuk dikembangkan dalam rangka mengisi pasar kerja di luar negeri, sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat kita," kata Pratikno.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI