Kemendikbud: Menyiapkan SDM Berkualitas di Masa Pandemi Jadi Prioritas

Laporan: Tisa
Rabu, 11 November 2020 | 12:58 WIB
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud, Nizam (Foto: Ist.)
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud, Nizam (Foto: Ist.)

sinpo, JAKARTA - Indonesia diprediksi bisa menjadi negara maju berperingkat kelima  di tahun 2030 jika memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul, serta ditunjang melalui pendidikan yang mumpuni. 

Namun, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Nizam mengakui akses masyarakat Indonesia terhadap tingkat pendidikan, hingga SMA baru sebesar 40%. 

Ia menuturkan, akses pendidikan mulai dikembangkan secara masif setelah adanya Undang-Undang Pendidikan Nasional yang mana akses untuk pendidikan dasar dan menengah, sudah universal.

“Saat ini Indonesia memiliki 4.700 perguruan tinggi dengan lulusan SMA dan SMK rata-rata sekitar 2-3 juta per tahunnya,"  kata Nizam melalui keterangan pers, Selasa (10/11/2020).

Akan tetapi, lanjutnya, jumlah lulusan yang diserap oleh perguruan tinggi baru sekitar 38% setiap tahunnya dari rata-rata tadi.

"Inilah yang harus diakselerasi dengan pemberian beasiswa KIP Kuliah untuk memberi akses belajar ke perguruan tinggi,” ujarnya.

Nizam juga memastikan, menyiapkan SDM yang berkualitas dan berdaya saing merupakan prioritas, serta tugas utama Kemendikbud. 

Namun di tengah masa pandemi ini, Kemendikbud harus beradaptasi dengan cepat, terutama untuk memulihkan kondisi pandemi.

"Sekaligus memastikan pembelajaran tetap berjalan," tegas Dirjen Kemendikbud. 

Dalam upaya menangani pandemi, Kemendikbud telah mengeluarkan surat edaran untuk melakukan pembelajaran dari rumah bagi sekolah dan kampus yang diiringi berbagai relaksasi.

“Memastikan kondisi para pelajar sehat dan selamat dan melakukan berbagai relaksasi, dengan langkah pertama penggunaan dana BOS," tuturnya.

Ia memastikan dana BOS ini akan digunakan untuk berbagai kebutuhan sesuai dengan yang dibutuhkan di sekolah-sekolah.

"Langkah kedua adalah melakukan realokasi anggaran dengan menyediakan akses internet secara gratis dan kuota internet," jelasnya.

Pemberian akses internet dan kuota gratis yang ditujukan kepada lebih dari 35 juta mahasiswa, siswa, dan dosen, diakuinya menjadi tugas besar bagi Kemendikbud untuk keberlangsungan aktivitas pembelajaran. 

"Kemudian dibuat program Belajar dari Rumah di TVRI, penyediaan materi cetak pembelajaran yang siap diajarkan di lapangan,” tandasnyasinpo

Komentar: