Zelenskyy Sebut Ukraina Siap Buka Babak Baru Menuju Keanggotaan Uni Eropa,
SinPo.id - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyatakan bahwa negaranya mencapai kemajuan penting menuju keanggotaan penuh Uni Eropa (UE), seiring penilaian positif dari European Commission’s Enlargement Package Report 2025.
“Laporan Paket Perluasan Komisi Eropa menegaskan: Ukraina dengan percaya diri bergerak menuju keanggotaan Uni Eropa dan siap membuka Klaster 1, 2, dan 6,” tulis Zelenskyy pada Selasa 4 November 2025 di platform X. “Ini adalah penilaian terbaik sejauh ini — bukti bahwa meskipun kami terus mempertahankan diri dari agresi penuh Rusia, Ukraina tetap melanjutkan reformasi sesuai standar Eropa.”
Ukraina resmi menjadi negara kandidat anggota UE sejak Februari 2022, hanya beberapa hari setelah invasi besar-besaran Rusia dimulai. Dalam laporan tahunannya, Komisi Eropa menilai Ukraina menunjukkan “ketahanan luar biasa” di tengah perang dan komitmen kuat terhadap jalur aksesi Uni Eropa, meskipun masih menyoroti perlunya menjaga independensi lembaga antikorupsi.
Komisi juga memuji langkah Ukraina yang telah mengadopsi peta jalan rule of law, administrasi publik, serta reformasi lembaga demokrasi, termasuk rencana aksi untuk minoritas nasional. “Ukraina telah memenuhi syarat untuk membuka tiga klaster: fundamental, hubungan eksternal, dan pasar internal,” tulis pernyataan resmi Komisi Eropa.
Meski demikian, laporan itu memperingatkan bahwa Ukraina perlu mempercepat reformasi hukum dan tata kelola, terutama dalam penegakan hukum dan pemberantasan korupsi. Komisi menyerukan agar Kiev menjaga independensi National Anti-Corruption Bureau (NABU) dan Specialized Anti-Corruption Prosecutor’s Office.
Sebelumnya, Zelenskyy sempat menuai kritik karena menandatangani undang-undang yang dianggap melemahkan lembaga antikorupsi tersebut pada Juli lalu. Namun setelah gelombang protes publik dan tekanan internasional, ia membatalkan perubahan itu dan menandatangani undang-undang baru yang memulihkan independensi lembaga tersebut.
Pemerintah Ukraina menargetkan untuk menutup sementara negosiasi aksesi Uni Eropa pada akhir 2028. Komisi Eropa menyebut target itu ambisius namun realistis jika reformasi dipercepat.
“Jalur menuju keanggotaan Uni Eropa tetap menjadi prioritas utama bagi Presiden, Parlemen, dan Pemerintah Ukraina,” tulis Perdana Menteri Yulia Svyrydenko di X.
Sementara itu, Perdana Menteri Hongaria Viktor Orbán, yang selama ini memblokir kemajuan aksesi Ukraina, menegaskan bahwa negaranya hanya mendukung “perjanjian strategis” dengan Kyiv, bukan keanggotaan penuh. “Keanggotaan terlalu jauh. Yang kita butuhkan hanyalah kesepakatan strategis,” ujarnya pada Oktober lalu.
