Megawati Serukan Bangun Dunia Baru yang Berkeadilan dengan Pancasila

Laporan: Juven Martua Sitompul
Sabtu, 01 November 2025 | 14:58 WIB
Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri (SinPo.id/DPP PDIP)
Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri (SinPo.id/DPP PDIP)

SinPo.id - Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri menyerukan kepada masyarakat dunia untuk membangun tatanan global baru yang berpijak pada nilai kemanusiaan, keadilan, dan kesetaraan dengan Pancasila.

Demikian disampaikan Megawati dalam seminar internasional 70 Tahun Konferensi Asia–Afrika (KAA) di Museum Bung Karno, Blitar, Jawa Timur. Dia mengatakan Pancasila bukan sekadar ideologi nasional, melainkan falsafah universal yang mampu menjembatani perbedaan ideologi, ras, maupun kepentingan ekonomi.

"Dunia lama yang dibangun di atas kolonialisme dan imperialisme harus digantikan oleh dunia baru yang berkeadilan," kata Megawati dalam keterangannya, Jakarta, Sabtu, 1 November 2025.

Megawati pun mengacu pada pemikiran Presiden pertama RI Soekarno (Bung Karno) pada Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tahun 1960. Bung Karno mempersembahkan Pancasila guna membangun dunia baru berkeadilan.

Secara spesifik, kata dia, peran Pancasila sebagai etika global dengan menyeimbangkan antara dunia materiil dan spiritual, antara hak individu dan tanggung jawab sosial, serta antara kedaulatan nasional dan solidaritas antarbangsa.

Megawati berpendapat di tengah krisis moral global, ketimpangan digital, dan konflik geopolitik yang berlarut, dunia membutuhkan nilai universal baru yang tidak berakar pada kekuasaan, tetapi pada kemanusiaan.

"Tanpa dasar moral yang kuat, dunia akan terus diwarnai pertarungan hegemoni sebagaimana perang Rusia–Ukraina dan krisis di Timur Tengah," kata Megawati.

Dia mengatakan bahwa isu Palestina dan pengakuan kedaulatan kemerdekaan secara mutlak menjadi sorotan utama. Sehingga, Pancasila bisa menjadi etika global yang memuliakan martabat manusia dan menolak segala bentuk penindasan.

Untuk mewujudkan tatanan dunia yang adil tersebut, Presiden ke-5 RI itu juga menyoroti perlunya reformasi PBB agar benar-benar demokratis dan mewakili seluruh bangsa di dunia.

Dengan falsafah Pancasila, kata Megawati, Bung Karno menyerukan pentingnya demokratisasi di PBB dengan menghapuskan hak veto agar setiap bangsa benar-benar setara.

Dia menyebut bahwa seruan itu sejalan dengan wacana reformasi Dewan Keamanan PBB yang kini kembali menguat. Laporan United Nations Reform Agenda 2024 menyebutkan lebih dari 70 negara anggota mendukung penghapusan atau pembatasan hak veto karena dianggap menghambat penyelesaian konflik kemanusiaan seperti di Gaza dan Ukraina.

Di sisi lain, Megawati menilai To Build the World Anew alias Membangun Dunia Kembali, sebagaimana seruan Bung Karno, hanya mungkin dilakukan jika dunia menempatkan nilai moral sebagai fondasi utama pembangunan dan kemajuan teknologi.

"Dunia yang baru bukan lah dunia yang tunduk pada mesin dan modal, tetapi dunia yang menempatkan manusia sebagai pusat peradaban," ucap Megawati.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI