Erdoğan Tegur Jerman Soal Gaza di Hadapan Kanselir Merz, Media Jerman: Respons Terkeras terhadap Barat
SinPo.id - Pertemuan antara Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan dan Kanselir Jerman Friedrich Merz di Ankara pada Jumat 31 Oktober 2025 berubah menjadi ajang diplomasi panas yang mengguncang pemberitaan media Jerman.
Dalam konferensi pers bersama, Erdoğan secara terbuka menegur sikap Jerman yang terus mendukung Israel di tengah krisis kemanusiaan Gaza — langkah yang oleh sejumlah media Eropa disebut sebagai “respons paling keras terhadap Barat.”
Media besar seperti Bild, ARD, dan ZDF menyoroti ketegangan yang terjadi di depan kamera, menggambarkan suasana pertemuan sebagai “konfrontatif namun bersejarah.”
Sikap tegas Erdoğan disebut menunjukkan pengaruh global Turki yang semakin besar dalam membentuk opini internasional terkait isu Palestina.
Teguran Langsung Erdoğan: “Apakah Jerman Tidak Takut Berada di Sisi yang Salah Sejarah?”
Dalam pertemuan itu, Presiden Erdoğan memaparkan data detail mengenai korban sipil dan kehancuran di Gazaakibat operasi militer Israel.
Ia kemudian menantang Kanselir Merz secara terbuka:
“Bagaimana Anda bisa terus mendukung kebijakan itu sambil menutup mata terhadap kenyataan ini?
Tidakkah Anda berpikir bahwa mungkin Jerman kini berada di sisi yang salah dari sejarah?”
Pernyataan itu menciptakan suasana tegang di ruang konferensi pers, dengan Merz tampak menahan diri sebelum menanggapi.
Kanselir Jerman menjawab bahwa dukungan negaranya terhadap Israel merupakan bagian dari tanggung jawab sejarah, namun menegaskan bahwa itu tidak berarti menyetujui semua tindakan pemerintah Israel.
Media Jerman: Pertemuan yang “Panas, Sulit, Tapi Penting”
Surat kabar Bild menggambarkan peristiwa itu sebagai “adu argumen panas di depan kamera”, menyoroti keberanian Erdoğan menyampaikan kritik langsung kepada pemimpin negara Eropa besar.
Sementara ARD dan ZDF menulis bahwa pertemuan tersebut “sulit namun strategis,” menilai kedua negara sama-sama menyadari pentingnya menjaga dialog meski berbeda tajam soal Gaza.
Beberapa analis politik Jerman menilai momen ini sebagai pembuktian bahwa Turki kini tampil sebagai suara moral dunia Muslim, dengan Erdoğan memosisikan diri sebagai pembela utama rakyat Palestina di panggung global.
Tetap Jaga Kerja Sama Strategis
Meski perbedaan pandangan soal Timur Tengah begitu jelas, kedua pemimpin sepakat untuk melanjutkan kerja sama strategis dalam bidang keamanan, perdagangan, dan pengelolaan migrasi.
Kanselir Merz menegaskan bahwa “Jerman dan Turki saling membutuhkan”, terutama dalam konteks stabilitas kawasan dan hubungan dengan Uni Eropa.
Diskusi juga mencakup hubungan Turki–Uni Eropa, dengan Jerman mendorong peningkatan standar demokrasi di Ankara, namun tetap berkomitmen untuk memperkuat jalur komunikasi bilateral.
