Program Makan Bergizi Gratis Capai 40 Juta Penerima, Kepala BGN: Jadi Penggerak Ekonomi Lokal

Laporan: Tim Redaksi
Kamis, 30 Oktober 2025 | 02:31 WIB
Ilustrasi susu segar untuk program MBG (SinPo.id/ Dok. BGN)
Ilustrasi susu segar untuk program MBG (SinPo.id/ Dok. BGN)

SinPo.id -  Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan menyatakan bahwa jumlah penerima manfaat Program Makan Bergizi Gratis (MBG) berpeluang besar melampaui angka 40 juta orang sebelum akhir Oktober 2025.

Hal itu disampaikan Dadan seusai memberikan laporan kepada Presiden Prabowo Subianto di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu 29 Oktober 2025.

“Hari ini sudah ada 13.514 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang tersebar di 38 provinsi, 509 kabupaten, dan 7.022 kecamatan, dan berpotensi melayani 39,5 juta penerima manfaat. Akhir bulan ini mungkin kita sudah akan mencapai 40 juta orang,” ujarnya.

Dalam laporannya, Dadan menyebut bahwa penyerapan anggaran MBG hingga saat ini telah mencapai Rp35,6 triliun, atau sekitar 50,1% dari target nasional.

“Kami kejar terus agar target akhir tahun dapat mencapai 82,9 juta penerima manfaat,” katanya.

Gerakkan Ekonomi Lokal dan Serap 600 Ribu Tenaga Kerja

Lebih dari sekadar angka penerima, Dadan menekankan bahwa Program Makan Bergizi Gratis kini telah menjadi penggerak ekonomi lokal.

Program tersebut disebut berhasil menyerap hingga 600 ribu tenaga kerja dan menghidupkan rantai pasok dari petani, UMKM, hingga Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di berbagai daerah.

“Dari dapur ke petani, dari peternak ke pengusaha kecil — semuanya ikut bergerak. Ini bukan hanya soal makan bergizi, tapi juga tentang pemerataan ekonomi,” jelas Dadan.

Pemerintah juga tengah menyiapkan alokasi anggaran tambahan sebesar Rp268 triliun untuk tahun 2026, sebagai bagian dari ekspansi program gizi nasional.

Tantangan dan Sorotan Publik

Meski menunjukkan kemajuan pesat, Dadan mengakui masih ada sejumlah tantangan di lapangan, terutama terkait pembangunan dapur dan logistik di daerah terpencil, serta standar keamanan pangan.

Beberapa laporan dari luar pemerintah sempat menyoroti insiden keracunan makanan di sejumlah wilayah akibat distribusi yang tidak sesuai standar.

“Memang tantangan logistik dan operasional besar, terutama di daerah terpencil. Tapi kami pastikan tidak akan ada kompromi terhadap kualitas dan keamanan pangan,” tegasnya.

Dengan percepatan pembangunan dapur gizi dan koordinasi lintas kementerian, pemerintah menargetkan cakupan MBG dapat menjangkau seluruh pelajar di Indonesia pada akhir 2026.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI