DPR Minta Penyimpanan Beras di Gudang Bulog Maksimal Enam Bulan

Laporan: Juven Martua Sitompul
Selasa, 28 Oktober 2025 | 15:27 WIB
BULOG Pastikan Kualitas Stok Beras Nasional Tetap Terjaga. (SinPo.id/Bulog)
BULOG Pastikan Kualitas Stok Beras Nasional Tetap Terjaga. (SinPo.id/Bulog)

SinPo.id - Komisi IV DPR RI mengingatkan Perum Bulog agar menyimpan stok beras di gudang paling lama enam bulan. Adanya batas waktu penyimpanan itu penting guna memastikan kualitas kebutuhan pokok tersebut terjaga saat diterima konsumen.

"Jangan menyimpan beras terlalu lama apalagi lebih dari satu tahun. Paling lama, tolong dilihat lagi, mungkin enam bulan sudah harus berputar lagi," kata Ketua Komisi IV DPR RI Titiek Soeharto di sela meninjau gudang Bulog di Batubulan, Kabupaten Gianyar, Bali, Selasa, 28 Oktober 2025.

Dia mengapresiasi stok beras di Bulog secara nasional menembus rekor tertinggi sepanjang sejarah, yakni 3,88 juta ton. Namun, Titiek menekankan agar Bulog tidak hanya mencatat sebagai rekor, namun juga memperhatikan kualitas beras yang ada di gudang BUMN pangan itu.

Di sela meninjau gudang tersebut, rombongan wakil rakyat tersebut sempat memeriksa beras secara acak. Legislator dari Fraksi Partai Gerindra ini menyebut di gudang Batubulan, terdapat 1.200 ton beras impor salah satunya bertuliskan Pakistan dan 150 ton beras lokal.

Dari hasil pemeriksaan sementara beras impor itu sudah berada di gudang tersebut sejak Desember 2024 dan masih dalam kondisi bagus. Sedangkan beras lokal, kata dia, dari hasil pemeriksaan acak sementara ditemukan dalam kondisi pecah-pecah. Bulog memperkirakan beras lokal yang pecah tersebut mencapai sekitar 25 persen.

"Tidak semua beras lokal di Indonesia ini kurang bagus tapi kebetulan di sini yang pecah 25 persen, kemungkinan lebih," kata dia.

Untuk itu, Titiek merekomendasikan agar beras yang sudah hampir satu tahun di gudang untuk segera disalurkan di antaranya dalam bentuk beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP).

Sedangkan beras yang pecah-pecah dicampur dengan beras yang memiliki kualitas lebih bagus itu salah satunya dapat disalurkan untuk beras bantuan.

"Jadi beras yang kualitas kurang baik bisa di-mix (campur), ini bukan dioplos, supaya masyarakat yang menikmati itu tidak kecewa," ucapnya.

Sementara itu, Direktur Utama Perum Bulog Ahmad Rizal Ramdhani mengaku sudah menyiapkan solusi agar beras yang ada di gudang tidak disimpan lama. Apalagi, periode Maret-Mei 2026 sudah memasuki musim panen raya sehingga akan ada tambahan stok baru yang masuk.

Untuk itu, pihaknya meningkatkan penyaluran beras SPHP maupun beras untuk bantuan pangan. Selain itu, menambah saluran kepada kementerian/lembaga termasuk untuk program prioritas pemerintah.

"Kami akan maksimalkan sampai menjelang Februari 2026 harus keluar satu juta ton minimal bahkan 1,5 juta ton, dengan tujuan bisa menyerap panen Maret 2026," katanya.

Rizal menambahkan posisi stok beras saat ini secara nasional mencapai 3,76 juta ton.

Ada pun usia simpanan cadangan beras pemerintah (CBP) nasional di gudang per 26 Oktober 2025, beras usia di atas 12 bulan ada 257.148 ton, usia 7-12 bulan ada 1,13 juta ton, kemudian 4-6 bulan ada 1,84 juta ton, beras 2-3 bulan ada 319.937 ribu ton dan beras 0-1 bulan ada 204.951 ton.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI