Al Fashir Sudan Berada di Ambang Kehancuran Akibat Pertempuran Militer
SinPo.id - Ibu kota regional dan medan pertempuran simbolis Al Fashir, di Sudan, saat ini berada di ambang kehancuran setelah kelompok paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF) maju ke jantung kota.
Mereka merebut Divisi Infanteri ke-6 Angkatan Bersenjata Sudan (SAF) di pusat Al Fashir setelah tiga hari pertempuran darat yang intensif dan mengklaim telah mengambil alih kota serta mengambil alih kendali militer atas wilayah Darfur.
Dalam video propaganda yang dibagikan di saluran media sosial RSF, pasukan melambaikan senapan serbu mereka di halaman garnisun dan merayakan kemenangan di depan dinding yang penuh peluru yang ditandai dengan lambang militer Sudan.
Sementara itu, tentara Sudan, pejuang perlawanan sipil, dan responden pertama mengecam deklarasi kemenangan penuh RSF. Mereka mengatakan pertempuran masih berlangsung untuk menangkis perebutan kota tersebut.
Perebutan kota oleh RSF telah membuat pekerja bantuan dan warga meninggalkan Al Fashir. Namun sebagian warga terdesak masuk ke sepetak wilayah yang tersisa di di tepi barat Al Fashir.
"Saya pergi karena semua penduduk dan pasukan telah terkonsentrasi secara intensif di lingkungan Al-Daraja Owla. Terlalu banyak dan orang-orang mulai mengungsi," kata salah seorang pekerja bantuan, dilansir dari Sky News, Senin, 27 Oktober 2025.
"RSF memindahkan orang-orang dan menyerang yang lain. Begitu banyak yang tewas akibat tembakan dan penembakan dari pertempuran. Jelas ini akan terjadi. RSF telah maju menyerang divisi infanteri ke-6 selama tiga hari," imbuhnya.
Namun, menurut beberapa sumber, para warga yang mencoba melarikan diri dari wilayah tersebut ditangkap oleh pasuka RSF dan dibunuh secara massal. Bahkan PBB mengatakan, RSF telah membunuh lebih dari 10 ribu orang.
