Zelenskyy Desak AS Perluas Sanksi Minyak Rusia, Minta Rudal Jarak Jauh untuk Balas Serangan Moskow
SinPo.id - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyerukan Amerika Serikat untuk memperluas sanksi terhadap seluruh sektor minyak Rusia dan bukan hanya dua perusahaan besar seperti Rosneft dan Lukoil. Seruan itu disampaikan saat Zelenskyy menghadiri pertemuan para pemimpin Eropa di London, Jumat 24 Oktober 2025
Dalam konferensi pers di Kantor Luar Negeri Inggris, Zelenskyy menegaskan bahwa tekanan ekonomi harus diperkuat bersamaan dengan dukungan militer.
“Kita harus menekan bukan hanya Rosneft dan Lukoil, tapi seluruh industri minyak Rusia,” ujarnya. “Selain itu, kami melakukan tekanan dengan serangan drone dan rudal ke infrastruktur energi Rusia.”
Pertemuan di London itu dipimpin oleh Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, dengan dihadiri lebih dari dua lusin pemimpin Eropa — termasuk Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen, dan Perdana Menteri Belanda Dick Schoof. Pertemuan ini dijuluki sebagai forum “Coalition of the Willing”, bertujuan membahas strategi pertahanan Ukraina dan memperkuat tekanan terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin.
Dorongan Bantuan Militer Baru
Zelenskyy juga kembali meminta Washington untuk mengirim rudal jarak jauh Tomahawk — permintaan yang menurut laporan, masih dipertimbangkan oleh Presiden AS Donald Trump.
Trump baru-baru ini mengumumkan paket sanksi baru terhadap dua perusahaan minyak besar Rusia, langkah yang disambut Zelenskyy sebagai “kemajuan besar,” namun dinilai belum cukup untuk melemahkan kekuatan ekonomi Moskow.
Sementara itu, Starmer menegaskan bahwa Putin kembali menolak ajakan negosiasi damai.
“Dia menuntut wilayah Ukraina yang bahkan belum bisa dia kuasai dengan kekuatan militer. Itu tidak masuk akal dan tidak dapat diterima,” kata Starmer.
Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte menambahkan bahwa tujuan Putin tidak berubah, namun Rusia kini “kehabisan uang, pasukan, dan ide.”
Bangun Pasukan ‘Reassurance Force’
Para pemimpin Eropa juga mendiskusikan pembentukan “reassurance force” — kekuatan pengaman yang bertugas melindungi langit dan laut Ukraina setelah perang berhenti. Menteri Pertahanan Inggris John Healey menjelaskan pasukan ini bukan untuk menempatkan tentara Barat di Ukraina, melainkan fokus pada pelatihan dan penguatan pertahanan udara.
“Pasukan ini akan membantu mengamankan langit dan laut, serta melatih pasukan Ukraina untuk mempertahankan negaranya,” kata Healey.
Perang Terus Berkecamuk
Di sisi lain, Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim pasukannya berhasil merebut 10 desa Ukraina dalam sepekan terakhir di wilayah Donetsk. Rusia juga mengaku menembak jatuh 111 drone Ukraina dalam satu malam, meski beberapa puing menimpa rumah warga di Moskow.
Serangan balik juga menghantam wilayah Ukraina. Dua warga tewas dan 22 lainnya luka-luka akibat serangan artileri Rusia di Kherson, sementara Kharkiv dan Odesa juga dilanda bom luncur (glide bombs) yang menyebabkan kerusakan besar.
Pihak berwenang menyebut penggunaan glide bombs oleh Rusia di Odesa merupakan “ancaman baru yang serius”, karena senjata itu lebih murah dari rudal namun membawa daya ledak lebih besar.
Akibat serangan besar-besaran ini, Ukrzaliznytsia — perusahaan kereta nasional Ukraina — melaporkan gangguan besar pada jaringan rel di tiga wilayah.
Konteks Lebih Luas
Pertemuan di London mencerminkan kekhawatiran Barat menjelang musim dingin, di mana serangan Rusia terhadap jaringan listrik Ukraina kembali meningkat.
Bagi Zelenskyy, tekanan ekonomi dan militernya terhadap Rusia kini menjadi satu-satunya cara untuk memaksa Putin membuka pintu diplomasi.
“Kita tidak bisa menunggu belas kasihan. Dunia harus menekan Rusia dari semua arah — energi, militer, dan politik,” tegasnya.

