Bawaslu Gandeng Kampus Dorong Literasi Data untuk Perkuat Pengawasan Pemilu

Laporan: Sigit Nuryadin
Rabu, 22 Oktober 2025 | 18:57 WIB
Anggota Bawaslu RI Puadi (SinPo.id/ Sigit Nuryadin)
Anggota Bawaslu RI Puadi (SinPo.id/ Sigit Nuryadin)

SinPo.id - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI menggandeng kalangan perguruan tinggi untuk memperkuat pengawasan pemilu berbasis data. Melalui forum bertajuk “Sinergi Universitas dan Pengawas Pemilu melalui Literasi Data”, Bawaslu mengajak mahasiswa dan akademisi berperan aktif dalam mengawal demokrasi elektoral.

Adapun kegiatan tersebut digelar di Aula Gedung Dewi Sartika, Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Rabu, 22 Oktober 2025. Hadir sebagai pembicara, Anggota Bawaslu RI Puadi mengatakan pentingnya memperluas pemahaman generasi muda terhadap dinamika pemilu di Indonesia yang sarat kompleksitas politik.

“Mahasiswa tidak bisa hanya menjadi penonton demokrasi. Mereka harus menjadi mitra kritis dalam memastikan proses pemilu berjalan jujur, adil, dan akuntabel,” ujar Puadi dalam paparannya.

Puadi menyebutkan, penguatan literasi data menjadi kunci dalam pengawasan partisipatif yang efektif. Menurutnya, pengawas pemilu hari ini bukan hanya dituntut memahami regulasi, tetapi juga harus mampu membaca tren, pola pelanggaran, dan anomali berbasis data.

“Data bukan hanya soal angka, tapi juga narasi yang harus dibaca dengan cermat. Di sinilah peran kampus menjadi vital sebagai ruang intelektual yang bisa mengkritisi dan memberi solusi atas desain kelembagaan pemilu kita,” tuturnya.

Dia menegaskan, menjaga integritas pemilu tidak cukup hanya mengandalkan instrumen hukum. Puadi menyebut, diperlukan juga keberanian moral dan daya tahan kelembagaan dalam menghadapi tekanan politik yang kerap tak terduga.

“Ketika pengawasan kehilangan daya kritisnya, demokrasi bisa dibajak oleh kepentingan jangka pendek. Maka, keberanian moral adalah benteng terakhir kita,” kata Puadi.

Bagi Bawaslu, kata dia, keterlibatan kalangan kampus bukan sekadar simbol partisipasi, melainkan bagian dari strategi membangun ekosistem pengawasan yang berkelanjutan dan adaptif terhadap perubahan politik.

Dia berharap kegiatan ini mendorong lahirnya kontribusi nyata dari mahasiswa dan akademisi dalam memperkuat kualitas demokrasi di Indonesia. 

“Kami ingin forum ini melahirkan perspektif baru, masukan segar, dan kritik tajam yang bisa memperkaya proses reformasi pemilu ke depan,” tandasnya.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI