Survei IPO: Gerindra Teratas dengan Elektabilitas 33,5 Persen, PAN Tembus Lima Besar Nasional
SinPo.id - Hasil survei nasional terbaru Indonesia Political Opinion (IPO) menempatkan Partai Gerindra sebagai partai politik dengan elektabilitas tertinggi di Indonesia.
Survei yang dilakukan pada 9–17 Oktober 2025 menunjukkan Gerindra unggul dengan 33,5 persen, disusul oleh PDI Perjuangan (16,4 persen), Golkar (9,1 persen), PKB (6,2 persen), dan Partai Amanat Nasional (5,0 persen) yang untuk pertama kalinya masuk dalam lima besar.
Direktur Eksekutif IPO, Dedi Kurnia Syah, menjelaskan bahwa dominasi Gerindra mencerminkan kuatnya pengaruh kepemimpinan dan eksposur figur nasional partai tersebut di pemerintahan.
“Kinerja tokoh utama Partai Gerindra yang saat ini berada di posisi strategis pemerintahan berpengaruh besar terhadap kepercayaan publik. Elektabilitas Gerindra yang konsisten di atas 30 persen menandakan adanya konsolidasi dukungan yang solid,” ujar Dedi dalam keterangan di Jakarta, Selasa 22 Oktober 2025
Menariknya, PAN berhasil menyalip Demokrat (4,9 persen), PKS (4,8 persen), dan NasDem (4,0 persen), menandai capaian signifikan partai tersebut dalam menjaga komunikasi politik dan citra moderat di tengah dinamika nasional.
“PAN menunjukkan performa stabil dan adaptif dalam merespons isu publik. Kenaikan ini tidak terlepas dari kemampuan partai membangun kedekatan dengan pemilih rasional dan kelompok muda,” tambah Dedi.
Survei IPO melibatkan 1.200 responden dari seluruh provinsi dengan metode stratified multistage random sampling(SMRS), tingkat kepercayaan 95 persen, dan margin of error ±2,9 persen.
Selain elektabilitas, survei juga mencatat tingkat pengenalan partai lama masih tinggi, dengan PDI Perjuangan (92,4 persen), Gerindra (90,6 persen), dan Golkar (90,1 persen) menjadi tiga besar paling dikenal publik.
Dedi menilai, peta politik menuju 2029 masih akan didominasi partai mapan, namun partai menengah seperti PAN dan NasDem masih berpeluang naik jika mampu menjaga momentum politik dan memperkuat figur kepemimpinan.
“Politik Indonesia kini lebih banyak dipengaruhi faktor figur dan stabilitas, bukan sekadar ideologi. Partai yang tampil dengan kepemimpinan kuat dan konsisten akan menjadi pilihan publik,” pungkas Dedi.

