Kemenkop UKM Fokus Bangun Rantai Pasok Mocaf
SinPo.id - Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) mendorong penguatan rantai pasok tepung singkong termodifikasi atau modified cassava flour (mocaf) sebagai langkah strategis untuk mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor gandum.
Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM, Arif Rahman Hakim, mengatakan pembangunan ekosistem hulu ke hilir bagi industri mocaf menjadi prioritas, seiring dengan meningkatnya permintaan terhadap bahan pangan alternatif lokal.
“Dengan rantai pasok yang kuat dan pembiayaan yang tepat, UMKM pengolah singkong bisa berkembang dan menjadi pemain utama di pasar tepung nasional maupun global,” ujar Arif dalam keterangan resminya, Minggu, 19 Agustus 2025.
Menurut Arif, pemerintah akan menggandeng berbagai pemangku kepentingan, mulai dari petani hingga pelaku industri, untuk membangun sistem produksi yang berkelanjutan dan terstandarisasi.
Dia menegaskan, potensi mocaf bukan hanya sebagai substitusi tepung terigu, tetapi juga sebagai komoditas ekspor unggulan.
"Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi singkong di tujuh wilayah Jawa Tengah mencapai 2,55 juta ton sepanjang 2023. Banjarnegara menjadi salah satu sentra utama penghasil singkong dan produsen mocaf," ungkap dia.
Arif juga menyampaikan, salah satu pelaku usaha mocaf di wilayah tersebut mencatatkan kapasitas produksi mencapai 100 ton per bulan, dengan distribusi ke berbagai provinsi di Indonesia serta pasar ekspor seperti Arab Saudi dan Dubai.
“Pasar ekspor menunjukkan bahwa mocaf kita punya daya saing. Tapi untuk bisa menjaga kualitas dan kuantitas, kami butuh dukungan dalam hal teknologi, pelatihan, dan pembiayaan,” tandasnya.
