Jakarta Jadi Pusat Kolaborasi Regional Pemantauan Udara
SinPo.id - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memperluas peranannya dari sekadar pemantau kualitas udara menjadi penggerak kolaborasi regional. Dengan jaringan 111 stasiun pemantauan yang aktif, Jakarta kini tak hanya menjadi kota dengan sistem pemantauan udara terluas di Indonesia, tetapi juga pionir dalam membangun sistem berbagi data lintas wilayah.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Asep Kiswanto mengatakan, kolaborasi dengan pemerintah daerah di kawasan penyangga seperti Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Bodetabek) menjadi strategi utama dalam mengintegrasikan sistem pemantauan dan menyatukan kebijakan pengendalian polusi.
“Kita ingin sistem ini tidak berhenti di batas administrasi Jakarta. Udara tidak mengenal batas wilayah. Kita perlu membangun jejaring data lintas kota,” ujar Asep dalam keterangannya dikutip Sabtu, 18 Oktober 2025.
Menurut Asep, portal publik udara.jakarta.go.id yang diluncurkan Pemprov DKI menjadi ujung tombak transparansi data. Dia menyebut, warga kini dapat memantau kondisi udara secara real-time, termasuk rekomendasi aktivitas bagi kelompok sensitif.
"Data ini juga menjadi rujukan dalam forum lintas daerah untuk menyelaraskan langkah mitigasi," ungkap dia.
Asep mengungkapkan, sistem yang digunakan di Jakarta merupakan gabungan antara stasiun referensi dan sensor berbiaya rendah.
Dia menuturkan pendekatan ini tidak hanya menekan biaya, tetapi juga memungkinkan cakupan pemantauan yang lebih luas dan respons yang lebih cepat.
“Ke depan, kami juga sedang menyiapkan sistem peringatan dini untuk polusi udara, yang bisa memberi proyeksi hingga tiga hari ke depan. Informasi ini penting agar warga bisa lebih siap, misalnya dengan mengenakan masker atau membatasi aktivitas luar ruangan,” tandasnya.
