IndoStrategi: Pemerintahan Prabowo–Gibran Tunjukkan Arah Positif di Tahun Pertama
SinPo.id - IndoStrategi, lembaga riset independen, merilis hasil evaluasi kinerja Kabinet Merah Putih di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka yang telah genap satu tahun berjalan sejak dilantik pada Oktober 2024.
Dalam laporan yang dipaparkan oleh Direktur Riset IndoStrategi, Ali Noer Zaman, di Jakarta Selatan, Jumat, 17 Oktober 2025, kinerja pemerintahan secara nasional memperoleh hasil yang positif dengan skor 3,07 atau berada dalam kategori sedang.
IndoStrategi mengklasifikasikan tiga kategori skor, yaitu: 0,00–2,00 untuk kinerja buruk, 2,01–4,00 untuk kinerja sedang, dan 4,01–5,00 untuk kinerja baik.
Menurut Ali, pemerintahan Prabowo–Gibran dinilai stabil dengan sejumlah capaian awal yang positif, terutama di bidang pemberantasan korupsi yang mendapatkan skor 3,50 atau sedang menuju baik.
Namun, publik disebut masih menantikan inovasi dan gebrakan kebijakan di sektor lain seperti stabilitas harga (3,00), penegakan hukum dan HAM (2,93), serta penciptaan lapangan kerja (2,65) yang semuanya masih berada di kategori kinerja sedang.
“Publik mengapresiasi keberanian pemerintah melakukan pergantian anggota kabinet dan tindakan tegas pimpinan partai politik yang menonaktifkan sejumlah anggota DPR yang dianggap tidak aspiratif,” kata Ali.
Bidang stabilitas politik dan keamanan juga mencatat skor cukup baik sebesar 3,16, diikuti demokrasi dan kebebasan (3,14), transparansi dan akuntabilitas pemerintahan (3,12), serta investasi dan pertumbuhan ekonomi nasional (3,09).
Beberapa program unggulan Presiden Prabowo juga mendapat perhatian publik, antara lain: Pemeriksaan Kesehatan Gratis (3,42), Sekolah Rakyat (3,13), Sekolah Unggul Garuda (3,00), Koperasi Merah Putih (2,77), dan Program Tiga Juta Rumah untuk MBR (2,69).
Sementara itu, Program Makan Bergizi Gratis mendapat skor 2,68. Meski masih dalam kategori sedang, program ini dinilai memiliki gagasan yang baik dan manfaat langsung bagi masyarakat kurang mampu. IndoStrategi merekomendasikan agar tata kelola program tersebut diperbaiki dengan melibatkan partisipasi aktif sekolah dan masyarakat untuk mengurangi beban keuangan negara.
Ali menjelaskan, data riset diperoleh dari 424 narasumber di 34 provinsi, yang dipilih secara purposif dengan latar belakang pendidikan minimal S1 dan pekerjaan tetap, seperti aktivis, guru, dosen, pegawai pemerintah atau swasta, dan pengusaha. Termasuk pula mahasiswa pascasarjana S2 dan S3.
Selain wawancara langsung, IndoStrategi juga menggunakan sumber berita daring dan luring, dokumen resmi pemerintah, serta analisis para pengamat dan akademisi. Penelitian dilakukan mulai awal September hingga 13 Oktober 2025.
