Buka Rakorda, Pramono: IMM Harus Jadi Mitra Kritis dan Solutif Pemprov DKI

Laporan: Sigit Nuryadin
Jumat, 17 Oktober 2025 | 20:14 WIB
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung saat membuka Rakorda IMM (SinPo.id/ Dok. Pemprov DKI)
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung saat membuka Rakorda IMM (SinPo.id/ Dok. Pemprov DKI)

SinPo.id - Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menekankan pentingnya peran organisasi kepemudaan dalam menyusun arah kebijakan publik yang berpihak pada masyarakat. 

Hal ini dia sampaikan saat membuka Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) Dewan Pengurus Daerah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPD IMM) DKI Jakarta di Balai Kota, Jumat, 17 Oktober 2025.

“Pemerintah tidak bisa berjalan sendiri. IMM dan organisasi pemuda lain harus hadir sebagai mitra kritis sekaligus solutif dalam pembangunan Jakarta,” kata Pramono dalam sambutannya.

Menurut dia, transformasi Jakarta menuju kota global tidak cukup hanya dengan pembangunan infrastruktur dan reformasi kebijakan. Diperlukan keterlibatan aktif masyarakat sipil, terutama generasi muda, agar setiap kebijakan memiliki legitimasi sosial dan menjawab kebutuhan riil warga.

“Saya ingin IMM dan anak muda Jakarta lainnya memberi warna dalam proses pembangunan. Jakarta harus menjadi kota yang dibangun bersama, bukan dari atas ke bawah,” ujarnya.

Pramono menuturkan, Pemprov DKI membuka ruang kolaborasi dengan berbagai elemen masyarakat, termasuk dalam merancang kebijakan publik. Dia menyebutkan pentingnya membangun ekosistem kepemudaan yang kuat dan berdaya, terutama di tengah berbagai tantangan sosial dan ekonomi yang dihadapi Jakarta.

“IMM bisa menjadi laboratorium gagasan. Jangan hanya mengkritik, tapi juga tawarkan solusi. Kita siap berdialog, bahkan jika perlu, kebijakan yang bagus dari teman-teman bisa kami adopsi,” kata mantan Sekretaris Kabinet itu.

Dalam acara tersebut, Pramono juga memaparkan sejumlah program prioritas, termasuk perluasan akses pendidikan melalui Kartu Jakarta Pintar (KJP) Plus dan Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU). 

Dia menyatakan, program pendidikan tidak akan terpengaruh meskipun terjadi penurunan APBD 2026 akibat pemotongan dana bagi hasil dari pemerintah pusat.

“Kami ingin memutus rantai ketidakberuntungan lewat pendidikan. Bahkan kami sedang rancang agar KJMU bisa menjangkau S2 dan S3, termasuk peluang studi ke luar negeri,” ujar Pramono.

Di sisi lain, dia juga menyoroti pentingnya pemerataan pembangunan dan pengentasan ketimpangan ekonomi. 

“Transformasi Jakarta bukan hanya soal MRT atau taman kota. Ini tentang keadilan sosial,” tegasnya.

Pramono berharap, Rakorda IMM DKI Jakarta kali ini menjadi ruang refleksi dan konsolidasi gerakan mahasiswa dalam menjawab tantangan zaman, sekaligus membangun sinergi dengan pemerintah daerah.

“IMM harus menjadi garda depan intelektual yang tidak hanya berteriak di jalan, tapi juga hadir di meja perundingan, di ruang-ruang strategis,” tandasnya. 

BERITALAINNYA
BERITATERKINI