Satu Tahun Pemerintahan Prabowo, Kadin Nilai Arah Ekonomi Sudah di Jalur Tepat
SinPo.id - Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Andi Rahmat menilai, keberhasilan yang sangat mencolok dalam satu tahun pemerintahan Prabowo-Gibran adalah basis teori pemerataan pembangunannya, yang sulit dibantah untuk dicari celahnya.
"Ada banyak ekonom yang protes kiri-kanan. Itu biasalah. Tapi saya kira, at the end, jadi kan pada akhirnya, mereka (para ekonom) juga menganggap bahwa basic teori dari pendekatan pembangunan Pak Prabowo ini memang tidak bisa dibantah. Cuma cara mendeliver aja yang beda-beda," kata Andi dalam diskusi bertajuk "Prestasi Ekonomi Setahun Pemerintahan Prabowo-Gibran", di Sekretariat Relawan Gatot Kaca, Jalan Pattimura, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu, 15 Oktober 2025.
Menurut Andi, Prabowo juga mampu meyakinkan rakyat bahwa sistem ekonomi Indonesia selama ini tidaklah saklek, dan bisa diubah untuk mencapai kesejahteraan rakyat. Hanya saja, turunan kebijakannya yang banyak dikritik. Namun, fundamental pendekatannya sudah tepat.
"Kalau soal angka ini, biasa aja. Ekonomi itu kan kadang-kadang naik, kadang-kadang turun. Kadang-kadang dia nggak bagus, kadang-kadang bagus. Jadi, nggak selamanya bagus ekonomi itu. Jadi, kalau angka ini yang kita mau lihat, itu nggak ada gunanya, Pak. Tapi, kalau kita mau lihat apa yang menjadi basic dari angka itu, itu nggak ada masalah," tuturnya.
Pencapaian berikutnya, yaitu Prabowo memperkenalkan model pengelolaan kebijakan fiskal di Indonesia berupa stimulus. Model ini sebenarnya sama seperti di Amerika Serikat (AS), hanya jarang diterapkan. Sebab, anggaran di AS lebih banyak untuk pertahanan hingga sektor kesehatan.
"Amerika itu nggak pernah melakukan stimulus ekonomi melalui APBN, jarang sekali. Bahkan dalam 20 tahun terakhir. Ini studi saya ekonomi, ya. Jadi ngertilah hitungan ekonomi, detail-detailnya itu. Di Amerika itu, anggaran terbesar itu larinya ke pertahanan. Lalu ke mana, sosial: health care, veteran. Sosial," ungkapnya.
APBN di AS, lanjut Andi, sangat sedikit dipakai untuk pembangunan infrastruktur. Sektor infrastruktur AS, dikerjakan oleh swasta, dan negara hanya membantu dari sisi regulasi.
"Infrastruktur (di AS) yang kerjanya itu swasta. Negara bikin regulasi, dia nggak terlalu banyak intervensi. Nah, di Indonesia tidak bisa kita lakukan itu sepenuhnya, tapi Pak Prabowo sudah memperkenalkan itu," ujarnya.
Andi menyampaikan, pendekatan yang dilakukan Prabowo yaitu mempersilakan para pengusaha untuk melakukan investasi seperti apapun, negara akan membantu. Namun, para pengusaha diharapkan jangan lagi memakai fasilitas atau membebani negara. Biarkan negara mengurusi rakyat yang lagi kesusahan melalui pajak yang dibayarkan pengusaha.
"Jadi, kita harus jalan, bekerja sebagai wiraswasta asli saja. Cari modal, cari apa, jangan bebanin negara. Negara mengurus yang susah. You bayar pajak, saya kasih makan mereka (rakyat). Daripada pakai CSR, nggak ada gunanya. CSR itu berapa sih. Kasih makan orang, bikin sunatan masal seribu orang, dua ribu orang. Mendingan lo bayar pajak yang benar, gue kasih makan 82 juta orang tiap hari. Itu kan sumbangan sosial paling besar, Pak. Kalau mau berbakti kepada masyarakat bangsa dan negara dan agama dan segala macam, ya nyumbanglah ke negara ini. Bayarlah pajak," tukasnya.
