KTT Perdamaian Sharm El-Sheikh Hasilkan Gencatan Senjata di Gaza

Laporan: Tim Redaksi
Selasa, 14 Oktober 2025 | 06:48 WIB
Foto: Jurnalis Gaza Mohammed Rabah.
Foto: Jurnalis Gaza Mohammed Rabah.

SinPo.id -  Sebuah KTT internasional untuk perdamaian di Timur Tengah digelar pada Senin 13 Oktober 2025 di Sharm El-Sheikh, Mesir, dipimpin bersama oleh Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi dan Presiden AS Donald Trump. KTT ini dihadiri oleh pemimpin dan perwakilan dari lebih 31 negara Arab dan internasional, serta organisasi regional dan internasional.

Di awal KTT, para pemimpin dari Amerika Serikat, Turki, Qatar, dan Mesir menandatangani dokumen komprehensif terkait gencatan senjata di Jalur Gaza.

Dalam sambutannya, Presiden El-Sisi menegaskan bahwa perdamaian adalah pilihan strategis bagi rakyat di kawasan tersebut. Ia menekankan bahwa pengalaman puluhan tahun menunjukkan perdamaian hanya bisa dibangun atas dasar keadilan dan hak yang setara. El-Sisi juga menegaskan hak rakyat Palestina untuk menentukan nasib sendiri dan meraih kebebasan, berharap gencatan senjata ini menutup bab kelam dalam sejarah kemanusiaan.

Sementara itu, Presiden Trump menyebut penandatanganan dokumen tersebut sebagai momen bersejarah, mengatakan: “Bersama-sama, kami berhasil mencapai apa yang dianggap mustahil—perdamaian di Timur Tengah.” Trump mengonfirmasi bahwa perang di Gaza telah berakhir dan bantuan kemanusiaan mulai mengalir. Ia juga mengakui bahwa fase rekonstruksi Gaza akan menjadi tantangan terbesar dan menyampaikan terima kasih kepada negara-negara Arab dan Islam yang berkontribusi pada terobosan ini.

KTT Perdamaian Sharm El-Sheikh merupakan bagian dari upaya berkelanjutan Arab dan internasional untuk mengakhiri perang Israel terhadap Gaza yang berlangsung lebih dari dua tahun, sekaligus mendorong perdamaian, stabilitas, dan keamanan regional di Timur Tengah.

Selain Presiden El-Sisi dan Trump, KTT ini dihadiri oleh Raja Abdullah II dari Yordania, Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, serta sejumlah pemimpin internasional lainnya, menandakan dukungan luas bagi inisiatif perdamaian ini.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI