Ketahanan Pangan di Era Prabowo: Langkah Nyata
SinPo.id - Ketahanan pangan kembali menjadi fokus utama di tengah upaya pemerintah mewujudkan kedaulatan pangan nasional. Sejumlah pakar menilai, pemerintah sudah menunjukkan sinyal positif dalam memperkuat sektor pangan, meski sejumlah hambatan masih perlu diatasi.
Dalam diskusi publik berjudul “1 Tahun Pemerintahan Prabowo, Apa Kabar Ketahanan Pangan?” yang digelar Lembaga Survei KedaiKOPI pada Sabtu, 11 Oktober 2025, analis politik komunikasi Hendri Satrio menilai pemerintah semakin serius menanggapi isu ketahanan pangan.
“Pemerintah sudah mulai mengarahkan kebijakan dengan jelas untuk memastikan Indonesia mandiri dalam pangan, ini menjadi salah satu prioritas utama Presiden Prabowo,” ujar Hendri.
Kendati demikian, Hendri mengingatkan komunikasi pemerintah mengenai pangan belum menjangkau semua lapisan masyarakat secara merata, terutama kelas menengah.
“Kelas menengah ini cukup kompleks. Mereka cenderung menguasai media komunikasi, tapi justru kurang tersentuh oleh program pemerintah. Ini jadi pekerjaan rumah agar komunikasi kebijakan bisa lebih inklusif,” ungkapnya.
Sementara itu, kata dia, survei menunjukkan tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja sektor pertanian cukup tinggi.
Peneliti Litbang Harian Kompas, Budiawan Sidik Arifianto menyebut angka kepuasan masyarakat berada di kisaran 71 persen.
“Mayoritas masyarakat menilai kinerja di bidang pertanian cukup memuaskan, ini menjadi modal penting untuk pengembangan sektor pangan ke depan,” ujar Budiawan.
Budiawan juga menegaskan sebagian besar masyarakat percaya kenaikan harga gabah kering panen (GKP) akan berdampak positif pada kesejahteraan petani.
“Sekitar 77 persen responden yakin hal ini bisa memperbaiki taraf hidup petani,” tuturnya.
Sementara itu Ekonom Universitas Indonesia, Ninasapti Triaswati, mengingatkan, pencapaian swasembada pangan belum merata untuk semua komoditas utama.
“Kalau kita lihat secara komprehensif, hanya beras yang mendekati swasembada meski masih ada impor. Sementara kedelai dan gula masih menjadi tantangan besar,” kata Ninasapti.
Dia juga menekankan, fokus pemerintah saat ini masih dominan di sektor pertanian, belum menyentuh peternakan dan perkebunan secara optimal.
Di sisi lain, pakar pangan Universitas Andalas, M Makky, mengapresiasi peningkatan perhatian pemerintah terhadap petani sejak kepemimpinan Prabowo.
“Peningkatan aktivitas penyuluh pertanian di lapangan menunjukkan adanya dukungan nyata untuk petani. Ini bukan sekadar kebijakan di atas kertas, tapi pendampingan yang berkelanjutan,” ujar Makky.
Menurutnya, ketahanan pangan harus dibangun tidak hanya lewat kebijakan makro, tetapi juga dengan pemberdayaan petani secara langsung di lapangan.
