Komisi I DPR Wanti-wanti Gencatan Senjata di Gaza Tak jadi Perdamaian Semu
SinPo.id - Wakil Ketua Komisi I DPR RI Sukamta mewanti-wanti kesepakatan gencatan senjata antara Israel dengan Palestina tidak hanya jadi perdamaian semu. Apalagi, Israel acap kali mengkhianati perjanjian yang telah disepakati dari kedua negara tersebut.
"Jangan sampai ini menjadi 'perdamaian semu' karena track record Israel selama ini tidak menginginkan perdamaian. Hampir selalu Israel mengkhianati kesepakatan gencatan senjata," kata Sukamta dalam keterangannya, Jakarta, Sabtu, 11 Oktober 2025.
Tak hanya itu, Sukamta bahkan menyinggung sikap Israel yang kerap menggagalkan upaya negosiasi perdamaian. Terakhir, Israel menyerang Doha Qatar, menarget negosiator Hamas yang sedang bernegosiasi untuk gencatan senjata dan mewujudkan perdamaian.
Legislator dari Fraksi PKS itu memandang bila sikap Hamas sejauh ini sudah cukup terbuka dan moderat. Sukamta pun mengkritisi proposal perdamaian Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang dinilai tak mencantumkan secara tegas pengakuan atas kemerdekaan Palestina.
"Tidak fair jika Israel sudah merdeka, tapi Palestina tidak diakui kemerdekaannya secara penuh. Israel punya IDF, sedangkan Hamas diminta menyerahkan senjatanya tanpa kejelasan kemerdekaan Palestina, yang tentu sebagai negara merdeka Palestina akan memiliki tentara nasional, ini jelas tidak adil," katanya.
Di sisi lain, Sukamta meminta agar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terlibat secara aktif dalam proses transisi tersebut. Dia berharap kesepakatan gencatan senjata ini mampu membawa ke perdamaian sejati hingga Palestina memperoleh kemerdekannya secara penuh.
"PBB sebagai lembaga internasional harus dilibatkan secara maksimal, bukan hanya sebagai stempel. Semoga kesepakatan yang ada ini bisa berhasil dalam melalui setiap tahapannya menuju perdamaian yang sejati dan kemerdekaan penuh Palestina. Kita semua harus terus mengawal ketat kesepakatan ini agar on the track," katanya.
Kendati begitu, Sukamta menyambut baik kesepakatan damai antara Palestina dan Israel. Menurutnya, kesepakatan gencatan senjata itu diperoleh berkat upaya negosiasi yang terus dilakukan banyak pihak.
"Setelah upaya negosiasi terus-menerus untuk membicarakan gencatan senjata dan perdamaian, kita bersyukur akhirnya tercapai kesepakatan antara Palestina dan Israel dengan mediator," kata Sukamta.
Sukamta menilai kesepakatan yang dicapai merupakan perkembangan penting dalam proses negosiasi antara Palestina dan Israel. Meski baru langkah awal, kata dia, kesepakatan ini membuka jalan menuju perdamaian yang lebih luas.
"Karena perdamaian ini baru akan memasuki tahap I yaitu pembebasan sandera, penarikan IDF ke garis-garis yang disepakati dan pembukaan blokade bantuan kemanusiaan," kata dia.
Israel sebelumnya memulai penarikan pasukan secara bertahap dari Jalur Gaza pada Jumat, 10 Oktober 2025, menyusul kesepakatan gencatan senjata dengan kelompok Hamas. Badan pertahanan sipil Gaza mengonfirmasi pasukan Israel mulai mundur dari beberapa wilayah di Gaza, terutama di Kota Gaza dan Khan Younis.
"Pasukan Israel telah mundur dari beberapa wilayah di Kota Gaza," kata Mohammed al-Mughayyir, seorang pejabat senior di badan tersebut.
