Komisi VIII Minta Pesantren Segera Berbenah Pasca Tragedi Ponpes Al Khoziny
SinPo.id - Ketua Komisi VIII DPR RI Marwan Dasopang menilai kelalaian pengurusan izin bangunan menjadi salah satu penyebab ambruknya Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur (Jatim). Ponpes lain diingatkan untuk berbenah agar kasus serupa tak terulang.
"Kami di Komisi VIII, selain prihatin dan mengucapkan duka, tentu sejalan dengan itu supaya pesantren-pesantren lain ini segera dilakukan pembenahan. Kalau dalam penilaian dan kajian dari teknik sipil tidak memadai, segera dibenahi," kata Marwan di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin, 6 Oktober 2025.
Legislator dari Fraksi PKB ini pun berharap pemerintah ikut mengawasi dan memberikan dukungan kepada pesantren. Dia mengaku telah berkomunikasi dengan Kementerian Agama (Kemenag) terkait IMB pesantren.
"Kemungkinan kita akan membuat semacam beban pemerintah untuk memberikan subsidi IMB terhadap pesantren," ujarnya.
Menurutnya, pesantren memiliki andil dalam mencerdaskan anak bangsa. Sedangkan, kata dia, saat ini pemerintah belum mampu untuk membangun secara merata pesantren-pesantren di Indonesia.
"Saya kira peristiwa ini ya akan kita lihat sisi negatif dari ketidakmampuan membangun infrastruktur, tapi dari sisi positif ini jadi pelajaran berharga buat kita semua," ujarnya.
Dia mengatakan dalam catatan Kemenag, ada 42 ribu pesantren di Indonesia. Sementara, berdasarkan data dari Kementerian PU, saat ini hanya 50 pesantren yang memiliki izin untuk gedungnya.
"Kalau misalnya setengahnya yang punya IMB, setengah lagi tidak. Pertanyaannya kan kenapa? Satu, jangan-jangan. Ini jangan-jangan lho, mendapatkan IMB tidak mudah, berbelit," ucapnya.
"Maka karena itulah kita tadi berpikir dengan sekjen Kementerian Agama, ayo kita buat kalau gitu program, yaitu subsidi IMB," timpal dia.
Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menargetkan proses evakuasi ambruknya Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, Jawa Timur, selesai hari ini. Proses pembersihan puing bangunan juga telah mencapai 75 persen.
Guna memberikan transparansi kepada keluarga korban maupun masyarakat, proses evakuasi disiarkan secara langsung selama 24 jam. Berdasarkan data sementara, total korban meninggal dunia akibat peristiwa itu sebanyak 54 orang. Sedangkan, 13 orang saat ini masih dalam pencarian.

