Tercatat 49 Korban Meninggal Insiden Al Khoziny, Tim Temukan 4 Potongan Tubuh
SinPo.id - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, jumlah korban robohnya gedung musala pondok pesantren Al Khoziny, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, mencapai 49 santri meninggal dunia dan 14 lainnya masih dalam pencarian.
Angka tersebut didapat dari pendataan sementara pada Minggu, 5 Oktober, sejak pukul 00.00 WIB sampai pukul 23.30 WIB, menyusul 24 jenazah ditemukan, termasuk empat potongan tubuh manusia.
"Data ini menambah akumulasi data korban meninggal dunia menjadi 49 orang, sedangkan jumlah bagian tubuh yang ditemukan menjadi lima potongan," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, dalam keterangannya, Senin, 6 Oktober 2025.
Abdul menjelaskan, seluruh jenazah dan bagian tubuh santri, telah dibawa ke Rumah Sakit (RS) Bhayangkara, Surabaya, untuk diidentifikasi.
Adapun upaya satu unit breaker excavator penghancur beton dan dua bucket excavator yang berbagi tugas mengangkat dan membersihkan semua puing material reruntuhan agar memudahkan kerja tim Search and Rescue (SAR), sedikit demi sedikit, upaya membuahkan hasil. Pembersihan puing material telah mencapai 80 persen dan jenazah korban semakin banyak ditemukan.
"Jumlah yang telah ditemukan dalam kondisi selamat ada sebanyak 104 orang, di mana sebanyak 6 masih dalam perawatan secara intensif, 97 orang sudah selesai perawatan dan satu orang kembali ke rumah tanpa perawatan," ujarnya.
Abdul menerangkan, setelah material mulai banyak yang terangkat, tim SAR gabungan kemudian dihadapkan pada satu kendala. Ada bagian reruntuhan bangunan yang terhubung dengan gedung lama di sebelahnya. Posisinya berada di selatan gedung utama yang telah roboh.
"Otomatis, tim harus mengatur strategi baru dan penanganan khusus sebagai pemecahan solusi," ungkapnya.
Ia menegaskan, tim SAR gabungan tidak mau gegabah mengambil keputusan tanpa perhitungan, apalagi kondisi bangunan lama terlihat miring. Jika dipaksakan, maka dikhawatirkan dapat merusak atau justru memicu robohnya gedung di sebelahnya. Jika itu terjadi, maka akan ada pekerjaan baru yang lebih berat.
Karena itu, konsultan ahli dari Institut Teknologi Surabaya (ITS) pun didatangkan untuk memberikan rekomendasi. Hasilnya, tim diharuskan membuat penahan gedung lama yang masih berdiri agar selama proses cutting dapat dilakukan tanpa merusak apapun.
Di tengah kendala yang dihadapi, lanjut dia, fokus utama tim SAR adalah tetap melanjutkan pembersihan material yang sudah runtuh di sektor selatan. Tujuannya untuk memaksimalkan penemuan jenazah maupun potongan tubuh lainnya, sampai benar-benar dapat dipastikan semuanya sudah berhasil dievakuasi dari lokasi kejadian.
"Setelah semua itu berhasil dilakukan, maka langkah terakhir adalah memotong bagian yang terhubung dengan gedung lainnya," turunnya.
Ia memastikan, segenap tim di lapangan terus berupaya semaksimal mungkin agar operasi SAR dan pembersihan dapat berjalan tanpa menimbulkan masalah baru.
"Tim SAR gabungan yang bertugas selama 24 jam secara bergantian telah mendapatkan dukungan ketahanan fisik dan stamina selama melaksanakan misi kemanusiaan. Diharapkan seluruh pekerjaan dapat diselesaikan dalam tempo sesingkat-singkatnya," tukasnya.

