Bansos Beras dan Migor Diguyur Oktober, Bapanas: Mutunya Wajib Baik

Laporan: Tio Pirnando
Senin, 22 September 2025 | 14:41 WIB
Ilustrasi Kepala Bapanas Arief Prasetyo mengecek gudang beras. (SinPo.id/dok. Bapanas)
Ilustrasi Kepala Bapanas Arief Prasetyo mengecek gudang beras. (SinPo.id/dok. Bapanas)

SinPo.id - Pemerintah berencana akan menambah bantuan pangan beras 10 kilogram (kg) dan minyak goreng 2 liter setiap bulannya yang ditargetkan berjalan mulai Oktober 2025. Dipastikan paket bantuan pangan berupa beras, serta minyak goreng tersebut, berkualitas baik. 

"Seperti diketahui, untuk bantuan pangan beras dua bulan Oktober dan November itu memang sudah disetujui, dalam bentuk beras 10 kilo untuk 18,27 KPM (Keluarga Penerima Manfaat). Kemarin dalam dinamikanya ada usulan dari Ketua Banggar DPR, untuk tambahan 2 liter minyak goreng. Kita siapkan yang baik buat masyarakat kita," kata Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi, Senin, 22 September 2025. 

"Terkait mutu, pastinya harus baik. Bantuan pangan itu tidak boleh jelek. Tentunya nanti untuk beras dan minyak goreng juga harus sama-sama baik. Dalam hal ini Badan Pangan Nasional akan menyampaikan dalam Rakortas, kemudian diputuskan bersama-sama, terkait berapa anggarannya, berapa jumlah penerima, dan product specific-nya. Jadi perlu melibatkan banyak kementerian/lembaga," sambungnya.

Arief menjelaskan, program bantuan pangan akan menggunakan stok Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) yang dikelola oleh BUMN pangan. Per 19 September, CPP dalam bentuk beras masih sangat mumpuni dengan total 3,91 juta ton. Sementara minyak goreng ada sebanyak 7.000 kiloliter di Perum Bulog dan 48 kiloliter di ID FOOD.

Arief memastikan mekanisme pengawasan terhadap pelaksanaan program bantuan pangan tetap melibatkan banyak pihak. Mulai dari Komisi IV DPR RI, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), hingga Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

"Komisi IV DPR membantu pengawasan di lapangan. Misal saat reses, mereka ke lapangan sambil mengawasi dan kemudian memberikan masukan. Jadi saat RDP banyak masukan yang konstruktif. DPR kan datang dari banyak daerah di Indonesia, mulai dari Jawa sampai Papua. Jadi sangat positif dan sejalan dengan fungsi pengawasan legislatif," kata Arief.

Arief menerangkan, setelah ada penugasan dari Bapanas,  Bulog dan ID FOOD akan melakukan distribusi bantuan. Data penyaluran akan diungah ke sistem untuk diverifikasi oleh BPKP dan BPK.

"Jadi mekanisme ini cukup baik. Ini supaya masyarakat mendapatkan produk yang tepat sasaran, tepat waktu, dan kualitas yang baik. Itu yang kita upayakan terus-menerus," tutup Arief.

Sebagai informasi, harga beras medium dan minyak goreng MinyaKita dalam pantauan Panel Harga Pangan masih cukup dinamis. 

Per 21 September, rerata harga beras medium secara nasional telah menurun dibandingkan seminggu sebelumnya. Zona 1 dari Rp 13.447 per kg menjadi Rp 13.420 per kg. Zona 2 dari Rp 14.051 per kg ke Rp 14.029 per kg dan Zona 3 dari Rp 16.147 per kg ke Rp 15.808 per kg.

Sementara, rerata harga MinyaKita per 21 September masih berada di level Rp 17.463 per liter atau 11,23 persen lebih tinggi daripada Harga Eceran Tertinggi (HET) yang Rp 15.700 per liter. 

Kendati begitu, jika dibandingkan pada sebulan sebelumnya, rerata harga MinyaKita mengalami penurunan 0,93 persen karena saat itu berada di harga Rp 17.529 per liter.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI