Hindari Serangan Israel, Penduduk Gaza Terpaksa Dirikan Tenda di Jalanan
SinPo.id - Sejumlah besar penduduk di Kota Gaza, terpaksa mengungsi ke Jalur Gaza selatan dan tengah untuk menghindari serangan Israel yang terus berlanjut.
Menurut laporan yang diterima SinPo.id dari jurnalis Gaza, Muhammed Rabah, para pengungsi mendirikan tenda di sepanjang Jalan Salah al-Din di Jalur Gaza tengah dan alun-alun untuk mencari perlindungan yang aman.
"Hidup kami di Gaza telah berubah menjadi kematian, teror, kecemasan, dan pemboman," kata Marzouqa Abu Seria, seorang pengungsi dari Gaza utara, mendirikan tendanya di Jalan Salah al-Din di depan pintu masuk Deir al-Balah.
"Kami sangat menderita, dan perang ini telah menghancurkan kami," imbuhnya, dikutip Jumat, 19 September 2025.
Ia pun mengatakan telah mengungsi lebih dari sekali akibat serangan Israel bersama keluarganya dan mengaku sangat lelah karena harus berpindah dari satu tempat ke tempat lain untuk menghindari pemboman.
"Saya menjual semua yang saya miliki, dan sekarang saya tidak punya apa-apa, baik perabotan, makanan, maupun apa pun. Lihatlah anak-anak saya yang sejak pagi mencari tempat untuk memberi mereka makan karena kami tidak punya apa-apa," tuturnya.
Kemudian seorang pengungsi lainnya dari lingkungan Shuja'iyya di timur Kota Gaza, Bashir Daoud, mengatakan ia terpaksa membayar sejumlah besar uang untuk pindah ke Jalur Gaza selatan.
"Anak-anak saya pergi mencari tempat tinggal karena serangan Israel memaksa kami meninggalkan rumah," ungkapnya seraya mengatakan dirinya tak tahu harus kemana mencari tempat yang aman.
"Saya tidak ingin meninggalkan rumah, tetapi pengeboman, serangan, kematian, dan penembakan Israel memaksa kami mengungsi," katanya menambahkan.
Diketahui, agresi Israel yang terus berlanjut di kota Gaza, menghancurkan puluhan bangunan dan menara hunian sepanjang hari, menyebabkan ribuan warga Palestina kehilangan tempat tinggal.
Bahkan menurut Kementerian Kesehatan Palestina, jumlah korban gugur akibat agresi Israel telah meningkat menjadi 65.062 orang dan 165.697 orang terluka sejak 7 Oktober 2023.