Pemprov DKI Siapkan Langkah Ekspansi Pasar di Paris

Laporan: Sigit Nuryadin
Rabu, 17 September 2025 | 19:55 WIB
Wagub DKI Jakarta Rano Karno saat membuka JITEX (SinPo.id/ Dok. Pemprov DKI)
Wagub DKI Jakarta Rano Karno saat membuka JITEX (SinPo.id/ Dok. Pemprov DKI)

SinPo.id - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan membuka pasar resmi di Paris, Prancis, pada Oktober 2025 mendatang. Langkah ini disebut sebagai bagian dari strategi ekspansi dagang dan promosi produk unggulan Jakarta di kawasan Eropa, sejalan dengan posisi baru Jakarta sebagai kota global dan pusat ekonomi nasional.

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno, mengatakan, pembukaan pasar ini menjadi tonggak penting bagi pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) Ibu Kota dalam memperluas jaringan internasional.

“Kami ingin memberi ruang bagi produk-produk yang lahir di Jakarta untuk tampil di panggung global. Paris akan menjadi pintu masuknya,” ujar Rano di Jakarta International Investment, Trade, Tourism, and SME Expo (JITEX) 2025, Rabu, 17 September 2025.

Menurut dia, sejak vakumnya ajang Tong Tong Fair di Belanda, Jakarta kehilangan salah satu akses utamanya untuk menjangkau konsumen Eropa. Kini, melalui inisiatif baru ini, Pemprov berusaha mengisi kekosongan itu.

“Selama ini kita punya momen lewat festival budaya dan dagang di Eropa. Tapi sejak itu tak lagi ada, kita mulai kehilangan ruang. Karena itu, pembukaan pasar di Paris bukan sekadar simbolik, tapi strategis,” ungkap dia. 

Dia menuturkan, pembukaan pasar tersebut menjadi salah satu implementasi dari amanat Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2024 yang menempatkan Jakarta sebagai episentrum kegiatan ekonomi nasional dan kota berskala global pasca-berpindahnya ibu kota negara ke Nusantara.

“Kalau Jakarta disebut sebagai kota global, maka konektivitasnya juga harus global. Ini bukan hanya soal perdagangan, tapi juga citra dan diplomasi ekonomi,” kata Rano. 

Rano pun juga menyoroti peran JITEX 2025 sebagai ajang untuk memperkuat ekosistem usaha lokal. Dengan tema “Jakarta Connecting Future,” pameran ini diharapkan mencatatkan transaksi hingga Rp14,9 triliun, naik dari tahun sebelumnya yang berada di angka Rp12,9 triliun.

“Mulai dari kuliner, fashion, kendaraan listrik, hingga produk manufaktur, semua akan ditampilkan. Ini bukan hanya tentang angka, tapi tentang membangun ekosistem ekonomi yang tangguh dan berkelanjutan,” imbuhnya. 

BERITALAINNYA
BERITATERKINI