Jakarta Tegaskan Komitmen Jadi Pelopor Ekonomi Biru di Asia Timur

Laporan: Sigit Nuryadin
Selasa, 16 September 2025 | 19:23 WIB
Gubernur DKI, Pramono Anung (SinPo.id/Pemprov DKI)
Gubernur DKI, Pramono Anung (SinPo.id/Pemprov DKI)

SinPo.id - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menegaskan komitmennya untuk menjadi pelopor pembangunan ekonomi biru berkelanjutan di kawasan Asia Timur. Komitmen ini ditegaskan Gubernur DKI, Pramono Anung dalam pembukaan Partnerships in Environmental Management for the Seas of East Asia (PEMSEA) Network of Local Government (PNLG) Forum 2025 yang digelar di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Selasa, 16 September 2025.

Pramono yang membuka forum tersebut, menyebutkan Jakarta tidak hanya menghadapi tantangan lingkungan sebagai kota pesisir, tetapi juga menyimpan potensi besar untuk menjadi pusat inovasi kelautan.

“Kami memandang laut bukan sebagai batas, melainkan sebagai ruang masa depan. Ini tentang bagaimana kota besar seperti Jakarta bisa hidup berdampingan dengan ekosistem pesisir secara berkelanjutan,” ujar Pramono dalam pidatonya.

Adapun forum internasional ini mengusung tema “Towards a Sustainable and Inclusive Blue Economy: Linking Climate, Nature and Energy”. Tema tersebut, kata Pramono, sejalan dengan arah kebijakan pembangunan Jakarta yang kini menempatkan kelautan dan lingkungan sebagai pilar transformasi menuju kota global.

Menurut dia, Jakarta yang memiliki garis pantai sepanjang 120 kilometer dan lebih dari seratus pulau kecil, menghadapi beragam tantangan pesisir seperti abrasi, banjir rob, dan polusi laut. 

Namun, Pramono menekankan, semua tantangan itu sedang dihadapi dengan pendekatan berbasis sains dan masyarakat.

“Kami telah mengadopsi pendekatan Integrated Coastal Management (ICM) yang menyatukan pengelolaan ruang pesisir, konservasi, dan pemberdayaan masyarakat. Ini bukan sekadar jargon, tetapi peta jalan yang konkret,” ungkapnya.

Dia juga menuturkan, salah satu langkah nyata yang diluncurkan dalam forum ini ialah dokumen State of The Coast (SoC) Jakarta 2025, yang berisi arah kebijakan, capaian, dan strategi perlindungan wilayah pesisir Ibu Kota. 

"Dokumen ini menjadi simbol keterbukaan dan akuntabilitas Jakarta dalam pengelolaan wilayah pesisir," tutur Pramono. 

Lebih dari sekadar diskusi, lanjut Pramono, forum ini juga menghadirkan aksi lapangan. Dia mengatakan, delegasi dari negara-negara anggota PEMSEA dijadwalkan untuk mengunjungi Kepulauan Seribu. 

Di sana, kata dia, mereka akan mengikuti kegiatan penanaman mangrove, restorasi terumbu karang, serta melihat langsung program pemberdayaan masyarakat pesisir berbasis ekonomi biru.

“Kami ingin meninggalkan warisan yang konkret. Bukan hanya laporan, tetapi juga pesisir yang lebih hijau, laut yang lebih sehat, dan masyarakat yang lebih sejahtera,” kata Pramono.

Sebagai kota megapolitan, Pramono menegaskan peran Jakarta dalam menciptakan solusi global untuk krisis iklim, degradasi lingkungan, dan ketimpangan ekonomi. Menurut Pramono, pertemuan ini ialah panggung untuk menunjukkan pembangunan berkelanjutan bukan hanya tanggung jawab negara-negara maju.

“Kota di Asia Tenggara seperti Jakarta harus bisa membuktikan bahwa pembangunan bisa dilakukan tanpa mengorbankan alam. Ekonomi biru bukan pilihan, tetapi keharusan,” tegasnya.

Sebagai informasi, PNLG ialah jejaring pemerintah lokal di Asia Timur yang berkomitmen pada pengelolaan pesisir dan laut berkelanjutan. Forum tahunannya menjadi wadah berbagi praktik terbaik, memperkuat kolaborasi, serta mendorong aksi nyata di tingkat lokal untuk menjawab tantangan global. 

PNLG Forum 2025 diikuti oleh 200 peserta dari 24 kota di 9 negara anggota PNLG, perwakilan kementerian, pakar kelautan dan perubahan iklim, akademisi, dunia usaha, serta organisasi masyarakat sipil dari berbagai kawasan Asia Timur.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI